Aku menjadi budak seks Part 3

Sensasi ini sungguh nikmat. Mama tampak menikmatinya juga. Ia mencoba
menyembunyikannya dengan cara mempercepat kocokan penisku.
Rasanya aku mau meledak. Dan. Ahhh. maaa. oh. Spermaku muncrat ke mana-mana.
Tampak sebagian ke wajah mama.
Nafasku tersengal-sengal dan mama tampak merasa aneh. Aku melihat ke wajahnya,
bisa kulihat sedikit sperma menempel di dahinya. Mamaku membersihkannya.
Udah ya Ren, anak mami baru saja onani pake tangan mami, ternyata cukup besar juga
punyamu, kata mama.
Mami mau merasakan?, tanyaku sedikit berani.
Hush, kamu itu anakku, cukup ini aja!!, kata mama.
Kalau gitu sekarang gantian ma, kataku.
Maksudmu?
Tanpa babibu, aku langsung menyentuh kewanitaannya.
Mamiku agak kaget dan langsung berpegangan pada bathup. Aku menggesek-gesek
klitorisnya. Hal yang sama aku lakukan kepadanya seperti dia melakukan padaku. Aku
terus menggesek-geseknya sambil kumasukkan jari telunjukku ke dalamnya. Mama tak
protes, ia malah menikmatinya, bahkan sekarang Mama benar-benar basah sekali.
Oh Ren ackkhh.. penismu besar Ren akhhh, mama mulai merancu. Dan tiba-tiba ia
memelukku dan mencengkramku kuat. Aku percepat gesekan tangaku di vaginanya.
Iapun menjerit. Nafasnya tersengal-sengal.
Mama nggak ngerasa kalau dadanya menempel di dadaku. Aku keluarkan tanganku dan
kulingkarkan di pinggang mama.
Penisku menempel di perutnya. Ia seakan bertumpu ke pundakku.
Mungkin mama lagi sakit makanya ia capek luar biasa. Lama sekali mama memelukku.
Lalu ia kembali ke posisinya semula. Ia menyalakan shower membasahi tubuhnya.
Setelah ia membersihkan tubuhnya, ia beranjak dari bathup dan pergi meninggalkanku
sendirian.
Kejadian itu pasti diingat mama terus. Malamnya, mama nonton tv di ruang tamu. Mbak
Afif ada urusan ke rumah kakaknya.
Sepertinya penting dan harus nginap. Jadi lagi-lagi di rumah ini hanya ada aku dan
mamaku.
Aku onani di kamarku, sambil membayangkan mama. info Aku sengaja melakukannya agar mama melihatku.
Biasanya mama tidur jam 21.00. Saat itu sudah jam
21.00, mama mematikan tv-nya dan berjalan ke kamarnya. Saat itu aku sengaja
membuka sedikit pintu kamarku agar bsia dilihatnya.
Oh mama, aahh.. ahhh ayo ma,
Digoyang ma iya ahhh, kataku sambil mengocok penisku.
Mamaku melihat itu. Ia mengintipnya dari pintu. Aku terus beronani hingga spermaku
mau keluar. Maaa. Rendy mau sampe nih ma.. keluarin di mulut mama aja ya ahhh..
ahhh ma nih ma. CRoott spermaku keluar dan membasahi tanganku. Mamaku melihat
itu semua dari pintu, lalu sebelum aku membersihkan spermaku, mama sudah pergi.
Esoknya, mama tampak agak aneh.
Kami diam saja di meja makan.
Lalu ia bertanya, Ren?
Iya ma?, tanyaku.
Kenapa Rendy berfantasi tentang mami? Bukannya masih ada cewek lain?, kata
mamaku.
Habis peristiwa kemarin benar-benar membuat Rendy terangsang ma, jawabku.
Jangan Rendy, aku ini mamamu, kata mama. Nggak sepantasnya anak sendiri ingin
ibunya Tapi mama kemarin menimatinyakan?, tanyaku.
Jaga mulutmu!, jawabnya.
Udah deh ma, nggak usah munafik, kataku.
PLAK!! mama menamparku. Aku sedikit frustasi. Lalu aku meninggalkan meja makan dan
menuju ke tv. Aku nyalakan video player, setelah agak beberapa lama kemudian
muncullah tayangan yang tida diduga oleh mama. Aku sebenarnya memasang kamera di
kamar mandi mama, saat mama mengonani aku dan aku menggesek-geseknya. Mama
terkejut.
Apa itu Rendy? Apa?, tanya mama.
Ini video copy ma, kalau mama nggak mau ini ada di tangan papa sekarang. Maka mama
harus turuti kemauan Rendy, kataku tegas.
Apa maksudmu?
Rendy telah mengcopy banyak sekali video ini dan Rendy kirim ke teman-teman Rendy.
Jadi kalau terjadi sesuatu dengan Rendy,
Maka video ini nggak cuma ke papa aja, tapi juga ke teman, dan orang lain, atau mungkin
tersebar di internet, kataku.
Kurang ajar kamu ya, kata mamaku marah. Ia mematikan videonya.
Eitt ingat ma, aku masih punya copy-an dan aku tidak menggertak, kataku.
Apa maumu Ren? Aku ini mamamu!, katanya Aku tahu, dan aku ingin mami jadi budakku
untuk selamanya,
Kataku.
Mama tiba-tiba berlutut di hadapanku. Pliss Ren kumohon,
Jangan lakukan itu Mama tampak menangis. Ia benar-benar tak ingin video itu tersebar
ataupun menuruti kemauanku.
Simpel aja koq mam, mama turuti aku aja.
Mama agak berpikir panjang, aku biarkan ia berlutut sambil menundukkan kepala. Tapi
aku tak mau menunggu. Aku melepaskan pakaianku satu per satu hingga sekarang aku
tak pakai pakaian apapun. Mama melihatku.
Mau apa kamu? Mama, adalah budakku sekarang, terima kenyataan ini deh ma, kataku.
Mama benar-benar tak bisa apa-apa. Ia hanya pasrah. Akupun makin menguasai
keadaan. Mama aku bopong ke sofa. Di sana aku lucuti seluruh pakaiannya. Mama benarbenar pasrah, air matanya mengalir. Aku ciumi bibirnya,
Kulumat lidahnya, kuhisap, lalu kuremas dadanya. Aku menyusu kepadanya
sebagaimana aku menyusu ketika masih bayi.
Mama hanya memejamkan mata.
Nikmati aja ma, Rendy akan berikan kepuasan yang tidak diberikan oleh papa.
Aku menciumi seluruh tubuhnya, ketiaknya, bahunya, dadanya, putingnya yang
berwarna coklat, pusarnya, pahanya, dan ketika aku hisap jempol kakinya, ia
menggelinjang. Sepertinya mama benar-benar pasrah. Kuketahui setiap ciumanku di
tubuhnya ia mendesah.
Akupun ke vaginanya, dan tanpa basa-basi aku jilati tempat itu, tempat di mana aku lahir
dulu. Aku jilati, aku basahi dengan ludahku, aku lumat, aku jilati klitorisnya, mama nggak
tahan. Cairan kewanitaannya sangat banyak yang keluar. Mungkin ia mau orgasme.
Ren ahh Ren jangan Ren pliiisss, jangan perkosa mami, kata mami memohon. Tapi aku
tak tinggal diam. Mami meremas rambutku, lalu aku naik ke perutnya payu daranya
kuhisap lagi.
Aktivitasku aku hentikan. Aku sudah siap untuk menancapkan rudalku sekarang. Mama
melihat moncong rudalku. Ia pasrah dan tahu bahwa benda itu akan masuk ke
vaginanya. Dan benar, aku memasukkannya perlahan.
Pertama-tama hanya seperempat yang masuk, ujungnya saja.
Mamaku sudah bergelinjang. Lalu aku tekan sedikit hingga setengah yang masuk. Itupun
sudah aku goyang maju mundur. Vaginanya sangat basah, cairan kewanitaannya sangat
banyak, ia mungkin sudah orgasme dulu. Aku terus menekannya hingga penuh benar
punyaku masuk. Mama tak bisa berkata apa-apa lagi sekarang, malah dia
mengimbangiku dengan menekan pantatnya ke atas.
Akupun segera menggoyangnya maju mundur. Kutindih mamaku,dada kami bersatu dan
kucium bibirnya. Pantatku bergoyang seperti bor. Mencoba menuju puncak, untuk
mengeluarkan spermaku.
Aku tidak merasa puas dengan posisi seperti ini. Aku kemudian menghentikan
gerakanku, kubalikkan tubuh mamaku yang lemas. Aku sodok dia dari belakang.
Pantatnya sangat seksi. benar sekali, sensai doggy style ini luar biasa. Mama hanya
berkata, aah ahh.. ahh.. oh oh.. ah.. ahh..