MAKING INCEST FAMILY PART 14

Masih POV Lala
Sebelumnya…
“Mam… La… aku ke kamar dulu ya… sekalian mau mandi” ucap mas benny kepadaku
dan kepada mamaku
“Iya mas” ucapku dan tante nia bersamaan
Mas benny pun berlalu kearah lantai 2. Aku kembali heran kenapa tante nia memanggil
mas benny dengan panggilan ‘mas’ juga, kutatap wajah tante nia, diapun hanya
tersenyum penuh arti.
Ah entahlah tante nia hanya menggodaku dengan mengikutiku memanggil ‘mas’ atau
memang ada arti lain dibalik panggilan tante nia kepada mas benny.
Lanjutannya…
Dibenakku sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang ini kulontarkan kepada tante nia,
seperti kenapa kemarin dia mengaku sebagai istrinya mas benny, jika dibilang dia
bercanda sepertinya tidak mungkin karena kemarin tante nia nampak serius.
Namun aku memutuskan untuk diam saja karena aku sungkan bertanya kepada tante
nia, biarlah pertanyaan – pertanyaan di kepalaku mengenai mas benny dan tante nia
lenyap sendiri, aku hanya beranggapan bahwa celetukan dan tingkah laku mereka
mungkin wajar saja bagi mereka berdua.
“Udah yuk mending temenin tante siapin makan malam buat masmu” ucap tante nia
membuyarkan lamunanku
“Eh iya tante” balasku mengiyakan
Tante nia pun berjalan kearah dapur sambil menarik tanganku. Sesampainya didapur
kita pun memasak makan malam bersama untuk kita bertiga, ternyata tante nia ini
ramah dan asik juga, padahal awalnya kukira dia akan seperti kebanyakan tante – tante
kaya yang biasanya jutek dan sombong.
“Eh tan dirumah cuma berdua aja? Gak ada pembantu kah?” tanyaku untuk mencoba
mengakrabkan diri ke calon mertua, hihi ngarep banget ya.
“Enggak la… untuk sekarang ini tante maaih bisa handle semuanya kok… apalagi benny
kalo di rumah tuh harus tante yang masakin” balas tante nia sambil terus fokus
memasak
Aku pun memasak sup andalanku untuk mas benny ku tersayang hihi, aku sendiri sudah
terbiasa memasak jadi tidak terlalu kesulitan, Aku dan tante nia pun asyik sendiri dalam
masakan masing – masing.
POV Lala – End
Aku turun kembali ke lantai bawah setelah mandi, aku pun malam ini hanya memakai
pakaian santai. Karena sudah waktunya makan malam maka kubelokan langkahku ke
meja makan.
Ternyata disana sudah tersusun rapi beberapa menu makan malam. Malam ini berbeda
dengan malam lainnya karena kita makan malam bertiga karena malam ini aku dan
mamaku ditemani makhlus cantik nan menggemaskan bernama Lala.
Mama dan lala pun sudah duduk di kursinya masing – masing, kusenyumi mereka
berdua. Aku pun duduk di kursi di seberang mereka. Lalu kita pun mulai memakan
makan malam kita disertai dengan beberapa obrolan ringan.
“Nyam… Hmm enak banget ini sup mam” ucapku kepada mamaku
“Itu buatan lala… jelaslah enak dibikinnya pake cinta hihi” balas mamaku menggoda
lala
“Ihh apaan sih tan… biasa aja kok” balas lala dengan kedua pipinya bersemu memerah
karena digoda oleh mamaku
“Oh buatan lala… tapi emang enak beneran lho La… wah istriku nanti kalo bisa bikin sup
seenak ini sih aku pasti makan dirumah terus” candaku kepada lala sambil tersenyum
“Eh biasa aja kali mas” ucap lala sambil menundukan kepalanya
“Mukamu kok merah gitu la? Jadi gemesin deh hehehe” ucapku kala muka lala semakin
merah merona
“Udah sayang… lala nya jangan digodain terus kasian lho udh merah gitu mukanya
hihihi” ucap mamaku menyuruhku berhenti menggoda lala, padahal aku suka sekali
menggoda dan mencandai lala, ekspresi nya itu lho gemesin banget.
Kita pun melanjutkan acara makan malam kita hingga selesai. Lala dan mamaku pun
lantas langsung mencuci piring, awalnya aku ingin membantu namun mereka
melarangku.
Kita bertiga pun melanjutkan bersantai di ruang keluarga, mamaku dan lala nampak
sudah akrab. Mereka asyik sendiri mengobrol sampai tak memedulikan aku.
“Kamu tau gak la? Masmu ini masih sering tidur bareng sama tante lho… manja banget
ya” ucap mamaku kepada lala
“Apalagi masih sering tante mandiin… padahal udah gede ya” ucap mamaku lagi sambil
mengerlingkan matanya kearahku, diberi penekanan ketika mengucapkan kata
‘Gede’ kepada lala.
Aku kaget ketika mama berucap seperti itu, aku takut lala berpikiran yang enggak –
enggak, seperti yang selama ini aku dan mamaku lakukan. Mungkin mamaku berpikiran
agar lala bisa perlahan menerima keadaan keluargaku.
Lala pun jelaslah keliatan kaget, meskipun dia lalu bersikap biasa saja seolah
mewajarkan hal tersebut.
“Hihi iya tante… udah hampir lulus sma masih aja manja ya” ledek lala kepadaku
“Biarin weekkk… dih ngegosip mulu” balasku kepada mereka berdua sambil
memeletkan lidahku
Mereka pun tertawa. Untunglah lala menyikapi omongan mamaku dengan santai seperti
tidak mencurigai hal tidak wajar itu, mungkin jika aku masih kecil itu terbilang wajar
namun jika aku sudah beranjak dewasa itu seharusnya sudah jauh dari kata wajar lagi.
Sepertinya mama memang serius menjadikan lala sebagai bagian dari keluarga kita,
mama sedari tadi menyinggung beberapa hal yang sebenarnya aneh jika dilakukan oleh
anak dan ibu, seperti menceritakan bahwa kita memang sering memberikan ciuman di
bibir, mandi bareng dan hal tabu lainnya. Mamaku menceritakan hal tersebut seolah hal
itu biasa saja.
Cukup laman kita asik mengobrol dan bercanda bersama, lala sepertinya mulai nyaman
berada di keluargaku, beberapa kali dia nampak tertawa lepas kala dicandai olehku atau
mamaku.
“Mas… tan… kayaknya aku pulang sekarang deh… udah malem” ucap lala kepadaku
dan mamaku kala jam sudah menunjukan pukul 11 malam
“Kamu anterin lala ya ben… udah malem gini lho… masa kamu tega cewek pulang
sendirian” suruh mamaku kepadaku, tanpa disuruh pun sebenarnya aku sudah
berinisiatif mengantarkan lala
“Enggak usah tan… biar aku naik taksi aja” tolak lala kepada mamaku
“Ayo gak usah nolak… pokoknya aku anterin kamu la… aku gak mau kamu kenapa –
kenapa lagi” ucapku kepada lala sambil kugenggam tangannya lalu kutarik kearah garasi
“Ehh tan aku pamit pulang ya” pamit lala sedikit berteriak
Di garasi kupilih mengantarkannya menggunakan mobil bmw 3 series ku, kupilih
menggunakan mobil karena malam hari di begini cukup terasa dingin di kota bandung
sehingga lebih baik menggunakan mobil saja.
Kubukakan pintu penumpang untuk mempersilahkannya masuk, lala pun hanya
tersenyum manis sambil memasuki kursi penumpang, lalu akupun masuk ke kursi
kemudi, dan menjalankan mobil keluar rumah.
Sepanjang perjalanan kita pun berbincang – bincang, sesekali aku menggodanya dan
tentunya wajahnya akan bersemu merah dan dia akan mencubitku mesra. Aku suka
sekali sifat lala yang malu – malu itu jadi bikin gemesin soalnya.
Kita pun sampai didepan kosan lala yang juga kosan cindy, perjalanan yang cukup jauh
itu tak terasa ketika aku dan lala asik mengobrol.
“Udah sampe aja ya la” ucapku ketika sampai didepan kosannya yang sudah terlihat sepi
“Iya mas… gak kerasa ya… makasih ya mas atas hari ini… sungguh hari yang
menyenangkan… makasih juga udah anterin aku pulang” ucap lala sambil tangannya
menggenggam tangan kiriku yang berada di tuas persneling.
Kubalikan tangan kiriku hingga tangan kita saling menggenggam. Aku pun
menghadapkan tubuhku kearahnya. Tubuhnya dan tubuhku terasa cukup dekat.
“Iya sama – sama… apaansih yang enggak buat si cantik ini” ucapku gombal sambil
menjawil hidungnya
“Ih apaansih mas… gombal deh” ucapnya sambil memanyunkan mulutnya
“Serius deh la… kamu itu cantik banget… malu – malu, manis & lucu… kamu itu bikin
gemesin dehh” ucapku serius sambil mengelus elus pipinya yang merah merona
Suasana pun berubah jadi hening, ala hanya memandangiku, matanya menatap sayu
mataku. Entah keberanian dari mana ku pegang dagunya lalu kucium bibirnya. Lala
sedikit tersentak dengan bola matanya membesar.
Kuciumi lagi bibirnya, awalnya bibirnya hanya diam tak merespon, namun tak lama
diapun membalas ciumanku, matanya dipejamkan, kita pun berciuman hangat, ciuman
pelan tak terburu – buru yang terasa mesra.
“Kok matanya ditutup?” ucapku menghentikan ciumanku, lala pun membuka matanya
dengan raut muka sedikit kecewa.
“Lala malu mas… itu ciuman pertama lala” balas lala lalu menunduk
Oh shit, itu first kiss nya lala donk, kukira lala gak sepolos kelihatannya, eh ternyata
emang beneran polos.
Melihatnya kembali menundukan kepalanya, ku pegang lagi dagunya agar dia
menatapku kembali lalu kukatakan “Jangan nunduk mulu donk cantik… tatap wajahku”
Sejurus kemudian kukecup lagi bibirnya, lala pun langsung membalasnya. Terasa
ciuman lala masih amatir namun terlihat bersungguh – sungguh. Dari mulutnya sesekali
terdengar desah kecil kala berciuman. Kami saling bertukar air liur.
Bibir bawahnya kukulum dan sesekali kugigit pelan. Ku keluarkan lidahku untuk
menerobos mulutnya, diapun mengerti langsung membuka mulutnya, kujelajahi bagian
dalam mulutnya dengan lidahku hingga lidahku bertemu dengan lidahnya lalu kita
saling membelitkan lidah, lidah kita saling menari secara bergantian.
Kitapun berciuman cukup lama, saling mengecup, saling lumat, saling mengulum, dan
saling membelitkan lidah. Lalapun nampak sangat menikmatinya.
Ciuman lala begitu tulus, terasa olehku ciumannya bukan hanya sekedar ciuman nafsu
namun tersirat juga perasaan lain didalamnya. Namun perasaanku terhadap lala kini
hanya sebatas nyaman saja.
Aku terlanjur lebih dulu mencintai sepupunya cindy, meskipun dengan segala
kekurangannya, seperti sifat matrenya dan sifat nafsuannya. Namun entah rasa cinta
kepada cindy tetap ada meskipun porsinya tidak sebesar cintaku kepada mamaku.
Kita pun menyudahi ciuman setelah cukup lama tenggelam dalam gelombang nafsu.
Momen awkward pung terjadi, lala dan aku sama sama diam. Tak lama lalapun keluar
dari mobilku.
“Aku masuk dulu ya mas” ucapnya kepadaku
“Iya la… aku juga pulang ya” balasku
Pandanganku beralih kearah kamar cindy, pintunya nampak tertutup, sepertinya dia
sudah tidur sehingga akupun mengurungkan niatku untuk mampir ke kamar kosannya,
apalagi ini sudah terbilang sudah tengah malam.
Aku pun menjalankan kembali mobilku kembali kearah rumahku, jalanan bandung
sudah cukup sepi ditengah malam seperti ini. Sekitar 20 menit kemudian akupun sampai
dirumah.
Rumah nampak sudah terlihat sepi, aku pun langsung beranjak ke lantai atas menuju
kamar mamaku. Kulihat dia bercermin di meja riasnya, dia terdiam melihat bayangannya
di cermin dengan tatapan kosong.
Dia terlihat melamun termenung, entah memikirkan apa, namun tampaknya sesuatu
yang penting hingga tidak menyadari keberadaanku. Perlahan kudekati mamaku.
“Hallo mama cantik… lagi mikirin apa sih?” ucapku, kupeluk dirinya dari belakang
“Eh sayang… enggak mikirin apa – apa kok” balas mamaku terkejut tersadar dari
lamunannya
“Tidur yuk sayang udah malem” lanjut mamaku sambil menarikku ke kasur
Aku tau dia sedang mencoba mengalihkan perhatianku agar tidak bertanya lebih lanjut
lagi, kuturuti saja kemauannya. Entahlah apa yang tadi dipikirkannya, sepertinya sesuatu
yang serius.
Namun hal tersebut tak kuambil pusing karena setelahnya mamaku nampak ceria
kembali seperti biasanya.
Kini aku dan mamaku pun telah berbaring di tempat tidurnya, dia membelakangi ku lalu
menarik tanganku untuk memeluk tubuhnya, aku pun meerapatkan tubuhku ke arahnya
lalu kupeluk tubuhnya.
Wangi badannya sangat kusukai, wangi yang selalu berhasil membuatku terbuai.
Beruntung sekali aku bisa memilikinya, wanita yang selalu membuatku terpesona oleh
paras cantiknya, tubuh seksinya dan mulus tubuhnya.
“Sweet dream honey” bisikku lirih lalu kukecup pundaknya
“You too” balasnya pelan lalu menggenggam tanganku yang melingkar diperutnya
Ku elus – elus tangannya, tak lama mamaku pun terlelap dalam tidurnya. Entah kenapa
aku selalu menunggu mamaku tidur terlebih dahulu baru aku akan menyusulnya ke
alam mimpinya.
Sore ini aku sedang didalam mall bersama lala, aku memintanya untuk menemaniku
membeli kue dan tentunya hadiah untuk ulang tahun cindy besok.
Oh ya hubunganku dengan cindy baik – baik saja, meskipun sudah memiliki mama
namun aku tetap memperhatikan cindy, aku selalu merasa harus bertanggung jawab
atas kebahagiaan dan keselamatan wanita – wanita yang berada di dekatku.
Namun selama dua minggu belakangan ini sengaja aku tidak lagi memperhatikan cindy,
seolah aku sedang ngambek terhadap cindy. Sengaja kulakukan karena aku ingin
memberinya kejutan di hari ulang tahunnya.
Aku membeli kue lumayan mahal dengan bertuliskan “‘Happy Birthday Cindy My Lovely
Girl’” dan aku juga membeli sebuah buket bunga dengan kartu ucapan yang kutulis
dengan segenap rasa cintaku kepada cindy.
Untuk hadiah ulang tahunnya sendiri aku akan memberinya dua tiket konser coldplay,
band yang selalu diidolakannya. Tiket yang susah payah kudapatkan, semoga saja cindy
suka dengan hadiah yang kuberikan ini.
Aku dan lala kini didalam mobil untuk pulang kearah rumahku, ya aku sengaja tidak
memgantarkannya ke kosannya karena nanti dinihari aku dan lala berniat untuk
berbarengan mendatangi kosan cindy.
Aku dan lala sendiri sudah semakin akrab, lala juga sering berkunjung kerumahku, dia
juga semakin akrab dengan mamaku hingga kadang aku dicuekin mereka berdua.
“Cindy beruntung banget ya punya pacar kayak mas benny” ucap lala dengan
pandangan lurus kedepan
“Beruntung gimana?” tanyaku fokus menyetir
“Ya mas benny selalu perhatian banget ke perempuan, selalu memperlakukan
perempuan secara manis… jauh banget deh sama cowokku” balasnya pelan
“Hei… aku cuma manusia biasa kok… setiap pria punya cara tersendiri buat
memperlakukan wanitanya… mungkin cowok kamu juga punya cara tersendiri buat
memperlakukan kamu la… kamu gak bisa menyama ratakan semua pria” terangku
menatapnya sambil tersenyum
“Tapi cowokku selalu cuek kepadaku… seolah tidak berharga baginya… padahal aku
selalu mencoba menjadi pacar yang bail untuknya… apa aku memang tidak berharga
mas?… hiks… hiks…” balasnya terisak menatapku, wajah yang biasanya terlihat ceria
kini terlihat begitu sendu
Mendengar lala terisak kutepikan mobilku, ku seka air mata yang mengalir dari kedua
matanya menggunakan tanganku.
“Mungkin kamu hanya perlu menunggu la… mungkin dia belum menyadari betapa
berharganya dirimu” ucapku menggenggam tanganya untuk menguatkannya
“Kamu itu sangat berharga bagiku sendiri… sikap ceria mu selalu membuat orang –
orang di sekitarmu menjadi tersenyum… kamu itu bagaikan sinar bulan ditengah –
tengah gelapnya malam… selalu memberi warna tersendiri bagi sekitarnya” tambahku
Mendengar perkataanku barusan, lala pun langsung memelukku erat, dia semakin
terisak didalam pelukanku. Sepertinya dibalik sikap cerianya lala menyimpan beberapa
kesedihan di hatinya.
“Its oke la… keluarin aja semua kesedihan yang ada di hati kamu… aku ada disini buat
kamu” bisikku pelan sambil mengelus rambutnya
Cukup lama lala menangis di dadaku hingga bajuku terasa basah oleh air matanya.
Setelah tangisannya reda, lala pun melepas pelukannya, dia tersenyum lebar dengan air
mata masih mengalir di pipinya.
“Makasih banyak ya mas… Lala sayang mas benny” ucapnya lalu kembali memelukku
DEGHH… Entah sadar atau tidak lala mengucapkan rasa sayang itu kepadaku, namun
mulutku hanya diam tanpa bisa membalasnya, aku sendiri masih bingung terhadap
perasaanlu sendiri terhadap lala.
Ku lepaskan pelukannya lalu ku seka lagi air mata itu, lala nampak kembali ceria,
wajahnya kembali bersinar. Akupun melanjutkan perjalanan kerumahku tanpa diselingi
beberapa obrolan ringan.