Adik tiriku yang cantik Part 1

2 tahun lalu…
Namaku Jimmy. Aku berusia 26 tahun. Keluargaku sudah hancur berantakan dari aku
berusia 5 tahun karena ayah ibu ku cerai. Aku memiliki seorang adik perempuan tapi dia
dibawa oleh ibuku dan ayahku menikah lagi dengan seorang wanita. Dari perkawinan
mereka, seorang anak perempuan dilahirkan. Sekarang dia sudah berusia 21 tahun.
Ibu tiri ku memperlakukan aku dengan baik selayaknya anaknya sendiri. Beliau sudah
berusia 45 tahun tapi masih sangat cantik dan bahkan saking cantiknya, dia terlihat lebih
mirip seperti kakak kandung ku. Anaknya alias adik tiri ku? Tak kalah cantik. Mereka
berdua terlihat seperti kakak adik karena ibu tiri ku selalu melakukan perawatan.
Ayahku? Dia lebih sering di luar kota dan jadinya di rumah hanya ada Aku, adik ku dan
ibu tiri ku. Kami bertiga sangat akrab dan akur. Ibu kandung ku sudah lama menikah
dengan laki laki lain dan sudah pindah ke Belanda. Tak ada lagi kabar darinya dan aku
sendiri tak ada niat untuk mencarinya. Karena ayahku jarang di rumah, ibu tiri ku sering
merasa kesepian dan adik tiri ku masih sibuk kuliah.
Ibu tiriku bernama Diana dan adik kiriku bernama Samantha. Aku sendiri kini bekerja
sebagai seorang karyawan swasta di perusahaan asing dengan gaji yang tinggi. Tak
jarang aku juga membantu keluarga membiayai kuliah adikku yang mengambil jurusan
akuntansi. Bisa dibilang aku juga menjadi tulang punggung keluarga.
Keluarga kami harmonis saja sampai suatu hari ibu tiri ku bertengkar hebat dengan
ayahku. Usut punya usut ternyata dia berselingkuh dengan seorang wanita lain di luar
kota. Biasa. Kisah classic. Mereka akhirnya memutuskan untuk cerai dan aku kini hanya
ada ibu tiri dan adik tiri di rumah. Ibu tiri ku kini sibuk jualan bahan makanan.
Samantha sangat terpukul dan sedih karena orang tua nya cerai. Prestasi dia di kuliah
mulai terjun bebas. Dia juga mulai malas masuk kuliah dan parahnya dia juga baru putus
dengan pacar nya. Jadi suasana hatinya sangat kacau membuat dia menjadi depresi.
Sayang nya, ibu kami tidak terlalu memiliki banyak waktu untuk menghibur Samantha.
Suatu hari, saat ibuku sedang bekerja, aku memberanikan diri masuk ke kamar
Samantha untuk ngobrol.
J: dek. Apa kabar? Aku dengar kamu bermasalah dengan kuliah mu. Itu benar? Dan kamu
juga baru putus dengan pacar kamu? Sabar ya dek. Hidup memang berat.
S: mau gimana lagi Jim. Tak ada yang bisa aku perbuat. Bawaannya mau bunuh diri aja.
Stres. Mama juga sibuk. Untung saja masih ada kamu Jim.
J: gini saja dek. Kalau kamu kuliahnya semangat dan prestasi kamu membaik, aku janji
akan ajak kamu jalan jalan ke eropa berdua. Gimana? Mau?
S: eh bener nih?
J: sumpah dah. Tenang. Aku ada uang. Asal dedek cantik ku mau semangat belajar lagi
dan jangan sedih lagi. Janji?
S: ok deh!
Aku memeluknya dengan hangat dan erat. Dia menangis gembira. Bukan karena jalan
jalan tapi karena ada yang peduli dengan dia. Rayuan ku terbukti dan dalam 2 minggu
saja, nilai nilai pelajaran dia langsung meroket. Semangat hidupnya pulih kembali. Aku
juga sangat senang melihat perkembangannya.
Ibu tiriku juga semakin semangat dengan bisnis barunya. Dia mulai menjadi seorang
importir bahan makanan dari luar negeri. Dikarenakan urusan export import, dia harus
sering ke luar negeri untuk urusan bisnis. Alhasil? Hanya ada aku dan adik ku saja berdua
di rumah.
Di malam hari, tepatnya hari jumat malam, kami pergi makan malam bersama. Setelah
makan malam, aku kembali ke kamar adik ku untuk ngobrol. Ibu tiri ku sedang tak ada di
tempat karena alasan yang sangat jelas.
S: Jim. Makasih ya dah diajak makan malam. Enak loh tadi. Hehehe
J: santai saja dek. Jangan kebanyakan.. gendut nanti. Hehehe.
S: yeee… emang Aku gendut ya?
J: gak lah dek. Dedek punya badan bagus kok. Langsing.
S: ah boong. Hehehe. Besok kita ke mana lagi Jim? Bosan. Si mama juga 2 minggu lagi
baru balik dr luar.
J: terserah dedek aja. Mau nonton? Boleh… jalan jalan? Boleh… terserah.
S: hmmm… besok dedek kabarin ya… Hehehe.
Aku kemudian kembali ke kamar ku dan tidur. Besoknya ya memang benar kami berdua
pergi nonton film drama romantis. Di dalam bioskop itu, dia, entah kenapa begitu
terbawa suasana, mungkin masih kangen sama mantan nya. Dia merebahkan kepalanya
di bahu ku. Aku cuek saja. Lama lama kami mulai tangan kami berdua mulai saling
berpegangan.
Setelah film selesai, kami berdua pergi cari makan malam. Sejak selesai nonton, kami
berdua selalu bergandengan tangan layaknya sepasang kekasih dan kadang aku
merangkul pinggang nya. Sesekali Aku melirik ke arahnya dan dia hanya tersenyum saja.
Sungguh senyum nya sangat manis. Dia sungguh cantik dan manis. Tubuhnya juga
lumayan tinggi… 170 cm dan berat 48 kg. Cocok untuk menjadi model. Rambut nya
panjang dan memiliki kulit putih sama seperti aku. Malam ini dia memakai kemeja putih
dan celana Jean’s. Setelah makan malam, kami pulang ke rumah.
Kami sempat ngobrol santai. “Dek. Kamu kayaknya sangat terbawa suasana. Hehehe.”
Ledek ku. “Oya. Romantis soalnya. Film nya bagus. dan masih kepikiran mantan ku. Tapi
Jim. Aku berharap aku mendapat pasangan yang seperti kamu. Sangat perhatian dan
baik. Kalau saja kamu bisa di duplikat. Pasti Aku mau deh” kata dia.
Besok paginya aku terbangun dan sekujur tubuhku rasanya sangat sakit karena tidur di
lantai. Samantha hanya tertawa saja. Dia merasa iba terhadapku menawarkan dirinya
untuk memijat tubuhku. Aku iya saja karena emang sudah tak ada pilihan. Aku kemudian
membuka baju ku dan dia melotot melihat otot otot di tubuhku.
Tangan tangan nya yang lembut dan halus itu meraba raba punggung ku dan akhirnya
dia mulai mengurut dengan sekuat tenaga. Aku jujur merasa sangat nyaman dengan
pijatan dia. Tulang tulang di punggung ku berbunyi semua seperti sedang diremukan
oleh gajah. Setelah selesai, aku langsung mandi. Aku merasa lebih baikan setelah diurut
oleh nya.
Hari ini kami berdua memutuskan untuk… tidak ke mana mana. Jadi seharian Aku dan
Samantha di kamar nya saja san ngobrol. Dia sudah mulai bisa melupakan mantan nya.
Aku menganjurkan dia untuk menganggap kalau mantan nya sudah tewas di bom sama
Osama bin laden. Jadi gak terlalu sakit hati. Atau anggap saja kena serangan jantung.
“Ngomong mah gampang Jim. Kalau nanti ketemu dia gimana?” Tanya dia… “anggap aja
orang yang mirip sama dia.” Jawabku santai. Dia hanya tertawa saja. Aku sekarang
duduk di atas ranjang nya. Dengan santai aku merangkul dia dan dia merebahkan dirinya
di atas tubuhku. Aku juga membelai rambut nya yang halus dan wangi itu.
Kami sangat menikmati saat saat berdua itu sampai tiba tiba, tok tok tok… pintu
diketuk. Oh iya aku ingat. Aku ada memesan pizza tadi. Aku keluar dan membayar pizza
tersebut. Setelah itu Aku kembali dan membawa pizza itu ke kamar adik ku. “Kirain
siapa… tau nya pizza. Lupa Aku tadi ada pesan.” kataku sambil tertawa.