Adik tiriku yang cantik Part 3

“Jim. Apaan sih? Aahhh ohhh ahhh geli… enak… apaain sih… kamu ngapain Jim.?
Enak!!!” Teriaknya. Aku jujur mau ketawa tapi nanti malah merusak suasana, jadi ku
tahan saja tawa ku untuk nanti. Aku kembali fokus dengan permainan lidahku di bagian
tubuhnya yang paling intim itu. Dia merasakan sensasi luar biasa.
“Ohhh ohh ooohhh ahhh AHHH oooh ohhh Jim.” Teriaknya. Lidah aku mulai pegal dan
kini jari jari ku memainkan klitoris nya. “Buset! Jim.! Ahhhhh ahhh AHHH oooh ohhh
ahhh AHHH oooh ohhh apa lagi ini… ahhhhhh” teriaknya. Aku diam saja. Kedua tangan
nya mulai memukul ranjang seperti sudah mau menyerah.
Tubuhnya bergetar hebat seperti baru tersambar petir. Aku mendiamkan nya sesaat
untuk memberinya waktu istirahat. Setelah dia mulai tenang, aku kembali mencium bibir
nya dan wajahnya yang cantik itu. “I love you” bisik ku di telinga nya. Aku Kemudian juga
mulai menjilati telinga nya. Dia merasakan sensasi yang geli tapi juga mendesah.
Setelah selesai, aku memberanikan diri untuk memasukan penis ku ke dalam vagina nya.
Dia yang sudah terangsang berat itu, dengan insting nya, memegang penis ku dan
memainkan nya di vagina nya. Dengan sistem pelan tapi pasti, kepala penis itu pelan
pelan masuk ke dalam vagina nya. Beberapa menit setelah mencoba akhirnya penis itu
berhasil masuk ke vagina adik ku.
Dia berteriak dengan kencang saat vagina nya ditusuk oleh kemaluan ku. Suara gemuruh
petir di luar sana tidak mampu meredam teriakan nya. Dengan pelan aku memompa
vagina adik ku. Suara dan isak tangis nya pelan pelan berubah menjadi desahan.
“Auhhhh ahhh… ahhh AHHH… aduh arghhh sakit… ahhh …7
Desahan nya semakin kencang. Kedua tangannya mulai memeluk punggungku. Aku
mendekatkan wajahku dan kami berciuman. Aku bisa melihat jelas air mata yang
membasahi wajah nya. “Jim. Aku… ahhh… enak banget… ohhhhh… mau sampe…”
teriaknya. “Sabar Dek.. aku juga mau keluar” kataku. Dia akhirnya mendapatkan
orgasme nya untuk kedua kalinya dan aku menyusul beberapa detik kemudian.
Aku menjatuhkan tubuhku di atas tubuhnya. Dia mencium dan membelai rambutku.
“Jim. Tadi enak. Makasih Jim. Tapi Aku takut. Aku dah gak perawan lagi sekarang.
Gimana dong?” Katanya mulai menangis. “Tenang saja sayang. Jangan takut ya dek. Itu
bisa diatur.” Kataku sambil mengelus wajah cantiknya. “Aku gak pernah membuat mu
kecewa kan dek?
“Jim. Kamu tu. Lagi tegang. Kamu malah usil…” katanya ketus. Aku langsung
memeluknya. “Jangan takut. Dedek sayang. Aku sayang kamu.” Kataku. Dia akhirnya
berhenti menangis dan kini kedua matanya melirik ke penisku. “Oh jadi ini yang tadi
bikin aku kesakitan.” Katanya yang mulai tersenyum. Dia langsung memegang
kemaluanku.
Aku membaringkan diriku dan membiarkan dia bermain main dengan penis ku. Dia
mengamati nya dengan seksama dan senyum. Penis ku di elus elus dengan lembut.
“Enak ya Jim dielus kayak gini? Punya kamu besar… ini tempat buat menampung
sperma kan? Ini 2 bola nya itu kan? Heheheh” kata dia seolah sudah tahu banyak tentang
penis ku layaknya dokter.
“Dek. Enak lah dielus dengan tangan dedek yang halus dah lembut itu.” Kataku manja.
Dia kemudian mendekati wajahnya ke penis ku dan mencium nya sebagai ucapan terima
kasih sudah memberikan kenikmatan yang sangat nikmat. Aku tersenyum dan kami
berdua saling berpelukan layaknya pengantin baru yang baru saja belah duren di malam
pertama.
Kami berdua kemudian mandi bersama untuk pertama kalinya. Aku dan adik ku saling
menyabuni. “Nah gitu Dek. Harus bisa mandiin aku. Hehehe.” Kataku meledek. Kami
berdua saling berciuman lagi di bawah pancuran air hangat di malam hari yang masih
hujan deras. Setelah mandi.. kami berdua kembali tidur.
Sejak kejadian Itu, kami mulai sering berhubungan badan. Adikku ternyata juga suka
menonton film porno dan dia juga sering mempraktekkan semua gaya yang dia lihat di
film film itu saat kami berdua bercinta. Kejadian ini malah membuat dia menjadi
semakin semangat untuk kuliah dan ingin segera cepat diwisuda.
Tak terasa 2 tahun sudah berlalu dan adikku kini sudah diwisuda dengan nilai yang
sangat memuaskan. Aku menepati janji ku dengan mengajaknya keliling eropa dulu. Dia
sangat senang sekali. Ibu kami? Sudah jarang di rumah. Bahkan belum tentu sebulan
sekali kembali. Kami sudah tidak aneh dengan absen nya ibu kami.
Kami tidak ikut tour, jadi ya kami bebas mau pergi kapan saja. Setelah beristirahat, kami
langsung cari makan dan keliling kebun bunga tulip. “Gimana dek? Indah kan
tempatnya? Hehehe. Senang gak dek?” kataku sambil memeluknya dari belakang.
“Senang Jim. Eh makasih loh… dah diajak jalan jalan… makin sayang sama kamu Jim.
Kami berdua kemudian berjalan jalan ke daerah red district. Dia tertawa tawa dan kaget
saat melewati daerah sana. Kami berdua memutuskan untuk masuk ke dalam toko sex
dan melihat lihat. Dia tertawa dan merasa geli. Aku Kemudian membawanya keluar dari
sana. Dia tertawa tawa seperti anak kecil. Tak terasa sudah sore dan kami langsung
kembali ke hotel untuk mandi.
“Gimana Dek? Seru kan? Hehehe.” Tanyaku. “Seru sih tapi yang tadi itu.. geli ih” katanya.
“Ya udah. Heheheeh. Tapi sama Aku gak geli tuh. Hehehe.” Kataku meledek. “Yeeee…
sama kamu beda Jim. Kan ada rasa tersendiri.” Katanya genit. “Dek. Sini. Aku mau
mangku kamu.” Kataku. Dia mendekat dan duduk di pangkuan ku.
Dia memalingkan wajah cantiknya dan mencium bibirku di atas pangkuan ku. Kedua
tangan nya merangkul leherku dan aku memegang pinggang nya. Kami akhirnya
berbaring dengan bibir bibir kami yang saling bersentuhan. Ciuman kami berhenti dan
kami saling tatap dengan pandangan penuh cinta dan kasih selayaknya suami istri.
Di kamar hotel inilah kami melakukan hubungan terlarang, kamar yang menjadi saksi
bisa hubungan yang seharusnya tak dilakukan dan juga pertama kali nya kami
berhubungan di luar selain di kamarnya. Tangan kami mulai saling meraba dan tanganku
masuk ke pakaiannya untuk langsung melepas kait bra nya. Dia semakin bernafsu dan
mulai mencium leherku.
Kini kedua tanganku melepas semua pakaiannya juga bra nya. Payudara indah itu sudah
telihat jelas. Dia dengan semangat penuh melepas semua pakaian ku dan ikat
pinggangku. Celana ku beserta celana dalam ku juga dilepas olehnya. Aku kini sudah
telanjang di depan nya. “Jim. I love you” katanya dan dia langsung mengoral
kemaluanku.
Setelah Aku dibuat mabuk oleh permainan lidah dan mulutnya, dia kembali menciumi
aku. Tanganku memeluk punggung nya yang halus dan putih itu. Aku kemudian
langsung melepaskan semua celana yang dia pakai. Kami sudah telanjang bulat dan
tangan kanan nya meraih kemaluanku untuk dimainkan di vagina nya.
Dia berteriak juga mendesah ketika batang kemaluan ku memasuki vagina nya. Tangan
kami saling berpegangan dan dia mulai bergoyang goyang di atas tubuhku. “Ohhh ohh
ooohhh ahhh AHHH oooh ohhh Jim… ohhh ahhh AHHH oooh enak banget…” tidak nya.
Dia melepaskan pegangan tanganku dan dia mulai beraksi dengan meletakan kedua
tangannya di belakang kepalanya.
Posisi dia sangat menantang dan menggairahkan. Aku serta merta memainkan dan
meremas payudara nya yang indah itu. Puting susu itu diputar putar oleh ku dan sesekali
Aku meremas remas payudaranya. “Oh Jim. Enak… mainin terus nenen nya.. enak tuh…
ohhhh… enak…” kata dua sambil mendesah. Aku mainkan terus puting susunya dan
tangan ku 1 lagi meraba raba ketiak putih mulus itu.
Aku kemudian membalikan tubuh adikku dan sekarang aku sudah berada di atas
tubuhnya. Penisku masih berada di dalam vagina nya. “Arghhh ahhh AHHH oooh ohhh
ahhh AHHH nikmat banget… enak… arghhh ohhh ahhh terus Jim. Jangan… arghhh.
Berhenti…” desah nya. Aku terus memompa vagina adik tiriku yang sangat cantik ini.
Orgasme nya sudah mulai sangat dekat. Kini kedua tangannya malah sibuk mengacak
acak rambutnya seperti baru saja diperkosa dan meraba raba lehernya sendiri. “Uhhhh…
Jim. Enak gila… ohhh… terus… tahan Jim… aku sudah mau… ahhh… keluar…
arghhh!!” Teriaknya. Ah orgasme nya tiba. Dia terjatuh di tubuhku.
“Enak sih enak. Aku gimana? Hehehe.” Tanyaku genit. “Eh… aku kecapekan. Make
tangan aja ya sayang.” Katanya. Aku setuju. Dia akhirnya melepas vagina nya dari penisku
dan duduk tepat di depan penis ku yang masih berdiri tegak. “Jim. Sudah gak tahan ya?”
Tanya dia sambil tersenyum genit. Aku mengangguk.
Kedua Tangan dia mulai meraba raba dan mengelus elus kemaluan ku sambil tersenyum
mesum. “Ini kan yang kamu suka?” Tanya dia sambil mulai mengocok penis ku. Tangan
kanan dia mulai bekerja. Penis ku dikocok sampai aku tak tahan lagi. Cairan sperma itu
berhamburan. Dia tersenyum puas dengan pekerjaan nya.
Kami berdua kemudian mandi bersama di bathub. Di dalam sana, dia duduk
membelakangi aku. Aku meraba raba payudara nya. Dia hanya tersenyum saja… “awas
nanti kamu minta lagi loh Jim.” Kata dia menggoda. “Ah kalau sama dedek mah selalu
mau” kataku sambil mencium lehernya. “Jim. Gantian yuk. Aku di belakang dan kamu di
depan.
Tangan dia mulai meraba penis ku. Dia mengurut dan mengocoknya dengan pelan. “Dek.
Kamu nakal.. uhhh… ahhh…” desah ku. Lidahnya kini menjilati leherku. “Nakal kamu
ya… ahhh.. enak dek.” Desah ku. Sensasi yang kurasakan sungguh berbeda. Tangan kiri
nya kini memeluk dadaku. Yang kanan sibuk mengocok penis ku.
Dia tertawa. “Cepet bener tumben. Hehehe.” Dia tertawa meledek ku. “Habis Dek..
sensasi nya itu. Beda banget bek. “Oh di situ kelemahannya. Hehehe. Lain kali dikerjain
aja ah… Hehehe.” Kata dia sambil tertawa. Aku tersenyum aja. “Sesuka dedek saja dah.
Asal dedek ku tersayang puas.” Kataku sambil mencium bibirnya.
Kami menghabiskan 2 minggu di eropa. Adikku sangat bahagia sekali. Dia berkata kalau
dia sangat mencintai aku. Aku juga sangat mencintai dirinya. Karena dia juga, aku masih
belum memiliki kekasih dan pasangan hidup. Aku sendiri mulai berpikir, entah sampai
kapan ini akan berakhir? Apa mungkin aku menikahi adik tiriku sendiri?