Adik tiriku yang cantik Part 4

Kami akhirnya pulang ke rumah dan adikku sendiri mulai berkerja. Aku juga kembali ke
kehidupan normal. Pekerjaan kami membuat kami sangat sibuk sehingga waktu untuk
berdua juga sangat sedikit. Posisi ku membuatku hampir melupakan kehidupan pribadi.
Aku sendiri juga mendapatkan kabar kalau aku akan di pindahkan ke eropa karena
perusahaan aku pusat nya ada di sana.
Suatu hari yang tak terduga, ibu kami mendadak datang memberikan kejutan. Kami
berdua sangat antusias menyambut keberadaan nya. Layaknya anak kecil, aku dan adik
ku langsung memeluk dan bermanja manja dengan ibu kami. Dia akan berada bersama
kami selama 1 minggu. “Jim. Kamu sudah gede tapi masih manja ama mami.
“Huuuu.. dasar. Suka banget bermanja dia ama mama ya? Hehehe. Dulu adik kamu
sudah bisa mandi sendiri, kamu masih mama mandiin. Padahal kamu sudah 1 smp saat
itu. Hehehe. Gak Malu kamu?” Tanya ibuku sambil meledek. “Nggak sih. Heheh. Aku mau
dimandikan lagi dong sama mama. Hehehe. Mama gak kangen mandiin aku?
“Ya udah yuk. Mama mandikan kalian berdua. Mama juga kangen sama kalian. Yuk sini
ikut ke kamar mama.” Ajaknya dengan lembut. Kami berdua seolah sudah dihipnotis
oleh perkataan nya Dan kami langsung menuju ke kamar mandi ibu kami. Kami berdua
ditelanjangi dan disuruh masuk. Ibu kami mulai memandikan kami berdua.
“Kan sudah besar ma. Hehehe.” Jawabku dengan semangat. “Sudah besar tapi
dimandikan tuh sama mama… Hehehe. Gak malu kamu? Hehehe. Tuh dedek melihat
burung Kamu tuh.” Jawab ibuku. “Gak masalah. Dia seneng aja tuh melihat burung ku,
ma.. Heheheeh.” Jawabku manja. “Dedek. Badan kamu bagus banget. Dada kamu
kencang, berisi, puting susu nya juga warna nya bagus.
“Dulu waktu kalian masih anak anak, mama selalu memandikan kalian berdua. Sekarang
kalian sudah besar. Masih mama mandiin. Rasanya kayak kembali ke masa lalu. Hihihi.
Kamu gak malu tuh dilihat kakak kamu… Hehehe.” Ledek ibu ku ke adikku. “Gak
masalah ma. Aku sayang sama Kakak. Dia boleh kok melihat tubuh dedek.
Kami berdua kemudian dimandikan oleh ibu kami. Setelah itu kami berpakaian dan kami
berdua kembali bermanja manja sampai kami bertiga tertidur di kamar ibu kami. Besok
paginya, adik aku harus pergi bersama teman temannya karena ada acara sampai malam
dan jadi hanya ada Aku dan ibuku berdua di rumah.
“Badan mama masih kencang ya. Bagus banget kayak badan nya dedek. Pantas aja
mama sering dikira kakak adik oleh orang orang. Hehehe. Mama makin cantik juga.” Puji
ku saat sedang membersihkan punggung ibuku. “Iya dong. Hehehe. Nih nenen mama
saja masih kencang. Cuma puting susu nya sudah agak tua saja warna nya.
Kami berdua selesai mandi dan kembali berpakaian. Karena ibuku tidak pergi keluar, dia
hanya memakai pakaian santai dengan kaos longgar dan celana pendek. Tiba tiba ibu
memanggilku ke kamarnya. “Nak. Mama sedih dan kesepian sejak papa sudah cerai
dengan mama. Hiks. Kemarilah nak.” Katanya lirih. Aku mendekat dan dia langsung
memeluk aku dengan erat sambil menangis.
“Hanya kalian berdua lah yang membuat mama semangat menjalani hidup. Mama
senang kalian berdua akur dan saling mencintai. Maaf nak mama sibuk karena usaha
mama.” Katanya sambil memangis. Aku menghibur nya dan terus memeluknya. Tak lama
kemudian setelah dia berhenti menangis, aku mendekatkan wajahku dan mencium
pipinya.
Kami berdua kini saling menatap dan mulai mendekatkan wajah kami. Akhirnya kami
berdua berciuman dengan hangat dan mesra. Tangan kami mulai saling meraba. Nafas
kami berdua mulai saling beradu. “Jim. Oh… mama kangen… kehilangan pria.. Jim.”
Kata ibuku sambil mendesah. Dengan santai Aku menjawab, “papa gak ada, anak laki
lakinya yang turun tangan ma.

Alhasil aku melepaskan pakaian ibu ku dan dia juga turut melepaskan pakaianku. Diburu
hawa nafsu, kedua tubuh kami sudah telanjang tanpa apapun. Kami lanjut berciuman.
Sungguh ibu tiriku sangat cantik sekali. Tak ada yang menduga kalau dia sudah berukur
40+. Adikku saja sering diledek oleh teman teman lelaki nya kalau mereka lebih memilih
ibu kami dari pada adikku.
Tubuh ibu tiri ku masih sangat indah seperti layaknya seorang gadis. Lidah kami saling
beradu dan kedua tangannya sudah merangkul leherku juga membelai rambutku. Aku
juga memeluk punggung nya. Tanganku meraba raba punggung nya dan sungguh
kulitnya sangat mulus sekali. Kalau mataku ditutup, belum tentu aku bisa membedakan
mana ibuku dan mana adikku.
Tanganku memainkan puting susunya dan Aku menyusu di payudara 1 nya lagi. “Aduh
Jim. Ohhh… enaknya. Mama sudah lama… aahhh.. tidak dientot… aahhh.. nikmatilah
tubuh… mama ahhh” katanya seraya mendesah. “Beres ma… nikmat ma… jangan
bilang dedek ya ma…” kataku. Setelah Aku puas dengan payudara nya, aku turun dan
menjilati vagina nya serta memainkan klitoris nya dengan jari jariku.
Reaksinya? Jangan ditanya. Dia mendesah desah dan tubuhnya bergetar hebat seolah
dia masih perawan dan baru pertama kalinya dinikmati oleh lelaki. Kedua tangan ibuku
sibuk meremas payudara nya. “Gila.. enak… Jim. Oh my God.. fuck me hard baby.. you
fucking bastard! Ohhh… yes… like that… what a delightful feeling.
Ibuku memegang penis ku dan membimbing nya ke vagina nya. Jleb. Masuk sudah penis
itu. Aku kini berperan sebagai suami ibu tiriku. Aku tanpa ribet langsung memompa
vagina ibuku dengan kecepatan tinggi. “Oh yes baby… oh my God… fuck… yeah… like
that.. keep… it.. ohhh up… ye… yes.. ohhh…
Setelah sekian lama memompa, ibuku akhirnya mendapatkan orgasme nya. Cairan cinta
berwarna bening itu keluar menyembur dengan deras. Mirip saat Aku mengambil
kegadisan adik tiriku. “Tahan ya mama sayang.. ohhh.. mama… enak… ohhh mandiin
aku ya… ohhh” aku akhirnya menyemburkan sperma ku ke dalam vagina nya.
Kami berdua beristirahat sejenak. Aku masih membiarkan penis ku berada di dalam
lubang surgawi itu. Kalau sampai hamil juga… aman saja… toh Aku secara biologis tak
ada hubungan darah dengan nya. Jackpot. Setelah Aku mencabut penis ku, dia menepati
janji nya untuk memandikan aku. “Anak mama… masih suka dimandikan mama ya…
Sejak kejadian itu, tiap malam ibuku selalu menandikan aku. Adikku bahkan senang
menonton Aku dimandikan ibuku. Dia selalu tertawa. “Ih Jim. Kamu sudah gede. Seneng
banget dimandikan. Gak malu ya? Hehehe. Besok aku yang memandikan yuk. Mau gak?”
Tanya dia. Aku mengangguk saja sambil tersenyum. Benar saja, besok malam nya adikku
memandikan aku tapi diawasi oleh ibuku.
“Nah dedek. Gitu loh cara memandikan lelaki. Nanti dedek kalau ada suami, dah bisa
deh. Heheh.” Kata ibuku meledek. “Besok malam kita mandi bertiga ya anak anak.” Kata
ibu ku. Kami berdua setuju saja dan Aku sangat senang tentunya. Saat kami bertiga
mandi, mereka berdua dengan kompak membersihkan tubuhku.
“Iya ma. Dedek pegang ah. Hehehe. Lucu ma. Sekarang berdiri. Kalau kita gak ada…
pasti menciut. Heheh. Itu nya cowok lucu ya ma. Bersih ma.. sudah disunat. Hehehe.
Dulu waktu dia disunat, nangis kan ma?” Tanya dia ke ibuku. “Hahhaa. Awalnya saja.
Setelah itu sudah nggak.” Kata ibuku. “Ma. Aku mau lihat punya dedek.
Boleh gak?” Pinta ku memelas. “Enak aja. Anak anak mana Boleh.. rambut di bawah sana
aja belum ada. Kan kamu masih anak anak.. masih dimandikan ama mama dan kakak
perempuan kamu tuh.” Ledek ibuku. Adikku hanya tertawa saja dan akhirnya dia
membiarkan aku menjamah kemaluan adikku. Dia terlihat sangat malu saat dia
menurunkan celana nya dan aku meraba raba dan melihat kemaluannya.
Sungguh hari hari yang indah bersama ibuku, namun sayang dia harus pergi lagi
besoknya ke eropa karena bisnis. Kami berdua mengantar kepergiannya. Kami saling
berpelukan dan air mata membasahi wajah kami semua. Aku ada perasaan tak enak tapi
aku tidak mau memberitahu adikku. Aku merasa kalau itu adalah saat terakhir kami
melihat ibu.
Adik ku bekerja di bank yang sangat terkenal. Dia dengan kemampuan yang dimiliki
olehnya membuat dirinya mendapatkan posisi yang bagus dengan gaji sangat tinggi.
Hanya tiap sabtu saja kami bisa berduaan. Kami tidak ada masalah dengan itu. Kami
paham karena pekerjaan kami lah yang memberikan sumber kehidupan buat
kelangsungan hidup kami.
Malam jumat, aku dan adikku memutuskan untuk bermalam di hotel mewah karena hari
itu adalah hari ulang tahun aku. Dia sudah semakin dewasa dan sebetulnya sudah siap
untuk menikah. Aku belum berani bertanya tentang itu ke dia karena kami berdua masih
sama sama menikmati masa masa “indah” kami. Malamnya di kamar hotel itu, dia mandi
dulu dan menyuruhku untuk menunggu.
Setelah dia keluar dari kamar mandi, aku mandi dan dia sedang mempersiapkan sesuatu
untukku. Aku sebetulnya sudah tahu. Ujung ujung nya ya geli geli seperti biasa. Setelah
aku keluar dari kamar mandi, dia sendiri sudah siap dengan gaun malam nya yang
sangat seksi dan tembus pandang berwarna merah muda dengan bra dan celana dalam
yang berwarna sama.
Aku langsung saja melepaskan handukku. Dia menyuruhku berbaring di atas ranjang
dalam keadaan telanjang. Kemaluanku sudah sangat tegang menanti kejutan dari dia.
Lampu kamar itu sendiri sudah redup dan dia menyalakan 5 batang lilin sebagai
penerang tambahan. Suasanya sangat damai dan romantis ditambah musik musik
instrumental yang lembut.
Dia kemudian berdiri dan mulai menari debgan lembut dan gemulai memamerkan
keindahan tubuh dan kulitnya yang putih dan mulus itu. Aku terpukau dengan
keindahan yang aku lihat. Tanpa aku sadari, kemaluanku mulai basah dan dia masih
menari nari dengan gemulai. Setelah itu, gaun malam yang dia pakai itu dilepaskan.
Aha… striptease. Pemandangan yang langka. Aku belum pernah tahu adik tiri ku bisa
melakukan tarian itu. Ah paling dari internet. Apa saja bisa ditemukan di internet. Dia
kini masih menari dengan gerakan gerakan yang sangat menggoda dan mulai naik ke
atas ranjang dan berdiri. Payudara nya digoyang goyangkan di dekat wajahku dan
pantatnya juga digoyang kan di dekat mukaku.
Dia kemudian membelakangi diriku dan melepas bra nya. Tangan kirinya menutup
dadanya dan tangan kanan nya memegang ujung tali bra nya sambil tersenyum. Aku
tersenyum dan dia akhirnya melepas tangannya untuk memamerkan payudara indah
nya dan mendekati aku. Dengan senyuman cabul dan menggoda, dia menggoyang
goyangkan payudaranya di wajahku.
Setelah dia puas memainkan dan menggodaku dengan payudara nya, dia kembali
membelakangi aku. Dengan gerakan menggoda dan gemulai, dia menurunkan celana
dalam g string nya. Celana dalam itu diangkat ke atas dan diputar putar oleh nya seperti
baling baling helikopter dan dilempar ke arahku. Dengan senyum menggoda, dia
mendekatiku dengan berjalan pelan sambil bergoyang.
“Gimana? Suka kan dengan hadiah ulang tahun nya?” Tanya nya menggoda dan
mencolek dagu ku. Aku diam saja dan tersenyum. “Sekarang saatnya aku dinikmati. Ini
hadiah utamanya. Tubuh ku yang kamu suka, Jim.” Dia Kemudian berbaring di
sampingku dan memeluk ku dengan erat. Aku kemudian membelai wajah cantiknya dan
kami berdua kembali berciuman.
“Internet. Hehehe. Itu loh Jim. Yang m***** gaptek ada account di sana.” Kata dia. Aku
tau dan langsung tersenyum. Kami kembali berciuman lagi dan lagi. Kami berdua
langsung berciuman dengan penuh nafsu dan kasih sayang. Tangan nya sudah melingkar
di leherku dan tangan aku sudah memeluk punggung nya.
Payudaranya sudah terlihat jelas. Aku tersenyum dan menatap payudaranya dengan
seksama. Sungguh indah sekali payudara nya. Simetris dan montok juga kenyal serta
berisi alias kencang. Tangan kananku meraba payudara nya yang kiri, kemudian aku
menyusu di payudara yang kanan.
Tanganku meremas remas payudara nya dahulu dan kemudian aku mainkan puting
susunya dan lidah ku menjilati puting 1 nya lagi. “Aduh Jim… kamu suka… ahhh…
banget ahhh… ama nenen… aku ya? Hehehe… ahhh… ahhh… Jim… ah… ahhhh”
katanya mendesah. Aku yakin dia sedang error, jadi aku abaikan saja dan tetap fokus
dengan payudaranya.
Setelah puas dengan payudara nya, aku kemudian turun ke perutnya dan mengelusnya.
“Perut kamu indah banget, dedek sayang .” Pujiku Sambil tersenyum. Aku kemudian
turun ke bawah menjilati klitoris nya dan semua belahan vagina nya. “Jim. Arghhh..
enaknya… ahhh… aku suka banget.. Lim… itu enak…
Aku Kemudian menghentikan permainan lidahku dan kembali berciuman dengannya.
Dia kini membalikkan tubuhku sehingga dia berada di atasku dan langsung memberikan
ku oral seks. Permainan Lidahnya sungguh luar biasa… kepalanya naik turun dan lidah
nya berputar putar di dalam mulutnya membersihkan kemaluan ku.
Permainan mulutnya sudah berakhir dan kami kembali berciuman. Di saat yang sama,
tangannya menggenggam penis ku dan memainkan nya di vagina nya. Rasanya sangat
geli. Dia menutup matanya dan mendesah. Tak lama kemudian, jleb. Masuklah penis ku
ke dalam vagina nya.
Adikku sangat suka gaya woman on top. Tubuhnya bergoyang goyang ke sana sini
mencari titik nikmat nya. Rambutnya yang diikat acak acakan itu dilepasnya sehingga
tergerai dengan sangat indah. Tanganku mulai bermain di kedua payudaranya. “Jim.
Nikmati aku Jim. Goyang terus. Aku suka digoyang sama kamu.
Adikku akhirnya mendapatkan orgasme nya. Dia menjatuhkan tubuhnya di atas tubuhku.
Aku membelai rambutnya dan mengusap wajah cantiknya. “I love you, Sammy” bisik ku.
Dia tersenyum sambil menitikan air mata nya karena terharu. Setelah beristirahat
sejenak, dia kembali berdiri dan wajahnya kini mendekati penisku.
Permainan Lidahnya sungguh luar biasa… kepalanya naik turun dan lidah nya berputar
putar di dalam mulutnya membersihkan kemaluan ku. Aku mendapatkan orgasme hebat
dari pemainan lidah dan mulutnya. Semua cairan sperma aku ditelan habis oleh nya. Dia
tersenyum puas. “Enak kan? Jadi mengkilau tuh burung elang.
Kami beristirahat sejenak dan langsung mandi. Setelah itu, kami berdua tidur bersama.
Besoknya kami kembali ke rumah. Hari yang dinantikan telah tiba. Aku memutuskan
untuk bekerja di eropa. Samantha berhenti bekerja dan dia melanjutkan usaha ibu
kandungnya.
Malam Sebelum kami berpisah, kami terlibat pembicaraan penting. Setelah 2 jam
berdiskusi, kami akhirnya setuju ùntuk berpisah jalan. Hubungan kami tetap biasa saja
tapi kenyataan tak bisa dilawan. Malam sebelum aku pergi ke eropa, kami bercinta untuk
terakhir kalinya dan di malam itulah kami terakhir kalinya tidur bersama.
Besok nya, kami berdua menuju airport dan itulah hari di mana aku melihatnya untuk
terakhir kalinya. Pelukan hangat dan ciuman terakhir darinya akan selalu aku ingat. Dia
tak ada henti henti nya menangis. Aku juga meneteskan air mataku dan terus berjalan
sampai aku tidak melihatnya lagi. Aku akan pergi ke eropa untuk bekerja.
5 tahun berlalu, aku kini sudah menikah dan memiliki seorang anak perempuan dan
adikku juga sudah menikah dengan seorang pria yang menerima dia apa adanya. Dari
pernikahannya, dia mendapatkan seorang anak lelaki. Rumah yang penuh kenangan itu
kini disewakan dan Aku dan adikku sudah tidak tinggal bersama lagi.
Tamat