MAKING INCEST FAMILY PART 13

Aku terbangun jam 8 pagi, sudab tidak ada mamaku disampingku, lalu seperti biasa aku
melakukan ritual di kamar mandi terlebih dahulu lalu turun ke lantai dasar mencari
mamaku.
Tidak kutemukan mamaku dirumah ini, sepertinya dia sedang keluar rumah entah
ngapain, namun kulihat di meja makan sudah tersedia makanan, karena lapar sehabis
pertempuran semalam aku pun langsung melahap makanan itu.
Sedang asyik melahap makanan mamaku datang kearahku membawa kantong kresek.
“Pagi sayang… abis darimana?” tanyaku menghentikan sarapanku
“Pagi juga… dari minimarket, beli pembalut,” Diapun duduk di kursi seberangku
“Yah… berarti libur ya… baby nya juga blom ada donk” ucapku dengan raut wajah
kecewa
“Hihi sabar donk sayang… nanti selesai aku mentruasi kita coba lagi ya bikin baby nya”
ucapnya tersenyum
“Hehe oke sayang… nanti kita coba tiap hari ya biar cepet jadi baby nya” ucapku
bersemangat
“Ihh gak mau ah… nanti tiap hari aku pingsan lagi” balasnya menolakku namun dengan
tersenyum menggoda
“Oh yaudah… aku mending cari anak orang aja deh biar kuhamili” aku pura – pura
merajuk
“Kalo kamu mau ngehamili anak orang nanti yang ngehamili aku siapa donk? Masa orang
lain” lanjutnya menggodaku lagi
“Ya akulah sayang… kalo orang lain ya palingan orang itu akan lenyap dari bumi”
balasku datar
“Hihihi becanda aja lho sayang… yuk deh tiap hari kita bikin dedek bayi, aku juga
pengen banget gendong baby lagi… pasti lucu nanti liat dedek bayi sama ayahnya
rebutan pengen mimik cucu” ucapnya tersenyum manis sambil menggenggam tanganku
“Nah gitu donk sayang… aku pengen anak sebelas ya biar bisa kuajak main bola hehe”
ucapku nyengir sambil kunaik turunkan kedua alisku
“Ihh ada – ada aja sih kamu mas… kamu sih enak bikin doank tinggal nanem saham di
rahimku… lha aku nanti yang hamil dan ngelahirinnya repot” ucapnya sewot
“Hehe yaudah semaunya kamu aja dehh sayang” balasku cengengesan
Aku pun melanjutkan sarapanku, sesekali ditemani obrolan ringan dari mamaku. Aku
sangat bahagia sekali suasana hangatnya pagi ini, melihatnya tersenyum lepas kala
kucandai adalah kepuasaan bagi diriku sendiri.
Aku selalu berdoa tiap hari untuk dapat menikmati kebersamaan ini selamanya hingga
akhir hayatku, aku tidak ingin berpisah dengan mamaku, aku sudah terlanjur sangat
mencintainya melebihi apapun didunia ini.
Jam 3 Sore akupun berangkat ke arah taman kota untuk bertemu Lala, kugunakan motor
kesayanganku untuk pergi kesana agar mudah mendapatkan parkir.
Lala tadi sendiri sudah memberiku pesan untuk mengabari jam berapa kita bertemu. Aku
sendiri masih bingung nanti akan menjelaskannya seperti apa kepada lala.
Aku pun sudah sampau di taman kota, cukup ramai oleh pemuda – pemudi dan beberapa
penjual makanan dan minuman. Setelah mendapatkan tempat parkir, kulangkahkan
kakiku mencari keberadaan lala.
Kutemukan lala sedang duduk di salah satu kursi taman sambil fokus melihat hp nya.
“Hai, udah lama La?” tanyaku sambil duduk disebelahnya
“Eh enggak sih mas benny, baru sekitar 15 menit yang lalu” balasnya menatap kearahku,
lalu mengantongi hp nya
Lala seperti biasa tampil cantik dan menggemaskan. Meskipun berjilbab namun lala
tetap tampil modis dengan ditambah kacamatanya yang selalu ia pakai yang
membuatnya terlihat lucu dan menggemaskan.
“Oh, kamu udah makan belum la?” tanyaku lagi
“Hmm belum sih mas” balasnya menggelengkan kepala
“Oke yaudah ke cafe depan aja yuk… makan dulu sekalian biar enak ngobrolnya” ajakku
berdiri lalu menyodorkan tanganku
Lalu pun menerima sodoran tanganku, dia pun ikut berdiri, kita berjalan kearah
seberang taman kota, ketika akan menyeberang reflek kugandeng tangan lala, dia
nampak terkejut lalu menundukan kepalanya.
Untungnya cafe ini masih tidak terlalu ramai, sehingga kita dapat tempat duduk yang
aku inginkan, yaitu di pojokan, biar ngomongnya lebih nyaman aja, lebih terjaga
privasinya.
Setelah duduk di kursi yang kuinginkan, tak lama seorang waiter perempuan pun
mendatangi meja kita.
“Mau pesan apa mas, mbak?” tanya waiter kepada kita
“Aku pesen steak sama lemon tea aja mbak” jawabku kepada waiter itu
“Eh kamu mau pesen apa la?” tanyaku kepada lala yang sedari tadi diam
“Emm aku spaghetti sama orange juice aja” jawabnya
“Kita juga punya menu spesial untuk pasangan kekasih, yaitu ice cream cake” tawar
waiter itu
Aku cukup terkejut karena kita dikira sepasang kekasih, begitu juga dengan lala hingga
sepertinya dia nampaknya ingin mengeluarkan suara, tapi keburu kujawab duluan
“Yaudah boleh mbak”
Mbak waiter itu pun mencatat pesanan kita.
“Yaudah mas, saya permisi dulu. Btw mas mbaknya serasi banget deh, jadi iri saya hihi”
ucap mbak itu lalu berlalu pergi
Lala jelas memerah wajahnya mendengar celotehan mbak waiter itu kala kita dikira
pasangan. Aku hanya bersikap biasa saja karena kutau lala sendiri sudah punya pacar.
Ya aku dan lala selama sebulan sejak perkenalan itu kita rajin saling berbalas chat di WA
dan juga beberapa kali bertemu sehingga aku dan lala sudah sama – sama mengetahui
beberapa tentang kehidupan kita.
“La kenapa kamu kok senyum – senyum sendiri gitu? Jadi takut aku hehe” ucapku heran
kala lala tersenyum sendiri
“Eh gapapa kok mas… yaudah jelasin yang kemarin siapa?” ucapnya mengalihkan
pembicaraan
“Oh… anu itu… itu… itu mamaku la” ucapku terbata – bata, bingung kala ditanya
mendadak
Bener toh dia mamaku, aku gak bohong lho hehe.
“Kok gugup gitu mas? Masa mamamu kok kayak mesra banget gitu?” tanya curiga lala
menatapku tajam
“Eh beneran la… dia mamaku… emang kita mesra gitu kok” kali ini kujawab dengan
santai
“Tapi kok mesranya bukan kayak anak sama mamanya… lebih mirip suami istri lho”
tanya menyelidikku
“Oh gak tau la… mungkin karena kita akrab banget jadi ya keliatannya begitu… maklum
6 tahun belakangan kita cuma hidup berdua karena ayahku meninggal kecelakaan”
ucapku sesantai mungkin meskipun jantungku dag – dig – dug
“Eh maaf mas aku gak tau… turut berduka cita ya” ucap lala merasa bersalah
“Gapapa kok la… santai aja” balasku agar lala tidak merasa bersalah
“Tapi kenapa kok kmaren dia bilangnya istrimu mas?” tanya lala masih merasa aneh
kejadian kemarin
“Eeee gak tau kalo itu la… coba tanya mamaku aja deh… abis ini kita kerumahku aja ya
biar kukenalin sama mamaku” ucapku agak gugup, lala pun hanya mengangguk pelan
“Kamu cewek pertama lho yang kukenalin sama mamaku hehe” ucapku lagi
“Eee masa sih?” ucapnya kikuk, sekarang dia yang gugup haha
“Iya suerr… beneran… Aku gak pernah ngenalin orang ke mamaku kalo orang itu gak
spesial” ucapku gombal lala agar teralihkan dari pertanyaan – pertanyaan menyelidik
tentangku dan mamaku.
Mendengar jawabanku barusan lala pun semakin kikuk, kedua pipi lala menjadi merah
merona, bibirnya menyunggingkan senyuman.
Tak lama makananpun datang, kita menghabiskan makanan masing – masing. Tak lupa
kita berdua memakan menu spesial ice cream cake tadi.
Lala rupanya sangat suka dengan ice cream, dia sangat bersemangat memakan menu
spesial ini dengan lahap sampai ice cream itu belepotan di sekitar bibirnya. Aku pun
tersenyum melihatnya, sungguh lucu lala ini.
“Kalo makan pelan – pelan lala… tuhkan jadi belepotan ice cream nya” ucapku sambil
tersenyum melihat tingkahnya, dia pun otomatis melihat kearahku.
Aku reflek membersihkan ice cream yang belepotan di sekitar bibirnya dengan tanganku,
lalu kumakan ice cream yang di jariku itu dengan cuek.
“Ehh” ucap lala bengong sesaat melihatku, lalu menundukan kepalanya
Kulihat kembali dia tersenyum dan pipinya kembali merah merona.
Setelah habis memakan makanan, kita pun mengobrol sedikit. Lala kini tidak berani
menatap mataku ketika mengobrol, entah kenapa, aku pun hanya cuek saja.
Hari sudah malam, setelah cukup lama bersantai dan mengobrol, aku dan lala pun
keluar dari cafe itu, lalu berjalan menuju taman kota lagi sambil ku gandeng lagi
tangannya karena berbahaya menyebrang di lalu lintas yang cukup padat.
“Kamu kesini naik apa la?” tanyaku menatapnya sambil terus berjalan
“Eee tadi naik ojek” ucapnya sambil menunduk
Aku pun heran kenapa dia menunduk terus, setelah ku ikuti kemana arah matanya, aku
pun sedikit kaget karena tanganku masih menggenggam tangan lala.
“Eh maaf la” ucapku sambil melepaskan gandegan tanganku
“Benny geblek… pacar orang lu pegang – pegang… kalo lala marah gimana coba”
sesalku dalam hati
“Gapapa kok mas benny” ucapnya pelan, lala tidak menunduk lagi, namun masih tidak
berani menatapku
“Yaudah kalo gitu kamu kerumahku bareng aja yuk pake motorku” ajakku, lala pun
hanya mengganggukan kepalanya pelan
Kita pun berjalan ke parkiran. Aku bingung karena hanya membawa satu helm,
kuputuskan saja untuk lala yang memakai helm ku karena aku lebih khawatir akan
keselamatannya, toh taman kota ke rumahku juga tidak terlalu jauh.
Aku pun naik ke motorku, lala duduk di belakangku, untungnya hari itu lala memakai
celana jeans tidak memakai rok jadi tidak masalah untuknya ketika dibonceng olehku.
Kujalankan motorku kearah rumahku, awalnya lala cuma berpegangan dengan
mencengkram jaketku di daerah pinganggku, namun lama – kelamaan lala pun
memelukku hingga terasa sesuatu yang kenyal di punggungku.
POV Lala
Aku lagi dibonceng cowok idola di sekolahanku nih, Mas Benny. Nyaman banget deh
meluk dia, kalian jangan iri ya hihi. Entah keberanian darimana kupeluk dia ketika
memboncengku dan rasanya beneran nyaman banget loh, gak pengen lepas deh aku.
Dia so sweet banget lho, tadi aku nyeberang jalan aja digandeng erat terus kayak takut
hilang gitu, apalagi pas tadi dia bersihin ice cream yang ada di bibirku. Pokoknya bikin
aku baper deh, gak pernah aku diperlakukan seperti itu.
Apalagi tadi mbak waiter dikira kita pasangan kekasih lho, dibilang serasi lagi, kan
akunya jadi seneng banget hihi.
Sebenarnya dulu semenjak kelas satu sma aku selalu memperhatikan mas benny dari
jauh, pengen kenalan tapi minder soalnya sainganku banyak banget deh. Apalagi kala
mas benny pacaran saa sepupuku sendiri cindy, aku iri dengan kemesraan cindy dengan
mas benny, aku iri dengan perlakuan mas benny kepada cindy, aku iri perhatian mas
benny kepada cindy, galau abis deh jadinya aku kala itu.
Sejak mas benny jadian sama cindy lah aku mulai mencoba melupakan mas benny
hingga aku pacaran sama Reno teman seangkatanku. Awalnya dia baik banget ke aku,
tapi makin kesini makin dingin, kayak gak peduli lagi sama aku.
Reno sering ngajak aku untuk sekedar kissing tapi aku selalu menolaknya, ya mungkin
karena itu dia menjadi dingin kepadaku. Aku sedih kala itu, punya pacar tapi seakan gak
punya pacar.
Tapi sejak mas benny menolongku dari preman – preman cabul di halte hari itu, cintaku
kembali tumbuh padanya setelah hampir dua tahun aku coba melupakannya, sejak saat
itu pula aku mulai melupakan juga Reno pacarku yang tidak peduli itu.
Perhatianku kini kembali sepenuhnya tercurahkan kepada mas benny sepenuhnya. Aku
juga sebenarnya merasa bersalah kepada sepupuku cindy karena aku juga mencintai
pacarnya, namun kali ini aku akan membiarkannya mengalir, tidak akan lagi kupendam
rasa ini.
Tak terasa aku dan mas benny sudah memasuki kawasan perumahan paling elit di
daerah bandung ini. Tak lama kita sampai dirumah mewah yang merupakan rumah mas
benny itu.
Aku cukup terkejut dengan rumah mas benny yang menurutku begitu mewah, apalagi
ketika sampai garasi terdapat beberapa kendaraan mewah.
Aku dan mas benny pun turun dari motor, helm ku dibukakannya oleh dia, ih
perlakuannya dia seperti ini deh yang pasti bikin banyak orang baper termasuk aku, hal
kecil namun dapat membuat hati berbunga – bunga.
“Yuk la masuk kerumah” ajaknya kepadaku, akupun hanya mengangguk mengiyakan
Tanganku kembali digenggam kala dia mengajakku masuk kerumahnya, tuh kan gini aja
udah membuatku senang, maka kubalas dengan menggenggam juga tangannya dengan
erat.
“Mam… Aku pulang” teriaknya ketika memasuki rumahnya
Wow, interior rumah ini sangat mewah meskipun ukurannya tidak terlalu besar, mungkin
karena mas benny cuma tinggal berdua kali ya jadi rumahnya sengaja gak terlalu luas.
Tak lama datanglah perempuan cantik bernama Kania yang kemarin kujumpai di
supermarket.
“Eh anak mama udah pulang” ucapnya kepada mas benny disertai dengan kecupan di
bibir mas benny
Aku sedikit kaget kok anak sama ibunya nyiumnya di bibir, tapi mungkin itu wajar bagi
mereka.
Aku juga merasa sedikit malu kepada mamanya mas benny ini karena ternyata yang
kemarin kujumpai di supermarket adalah mamanya mas benny, padahal kemarin aku
agak cuek dan kesal kepadanya karena kukira dia bukan mamanya mas benny.
Karena kelihatannya kemarin emang mereka terlihat seperti sepasang kekasih, mesra
banget apalagi mamanya mas benny ini gak keliatan seperti tante – tante, malah terlihat
seperti perempuan berusia sekitar 20 tahunan.
“Iya Mam… nih aku juga bawa lala… yang kemarin ketemu di supermarket” balas mas
benny ke mamanya
“Iya mama inget kok” balasnya kepada mas benny
“Sini lala” ucap Tante nia kepadaku
Akupun berjalan kearahnya untuk salim namun aku malah dipeluknya.
“Maafin lala ya kemarin tante, lala kemarin cuek dan gak sopan sama tante” ucapku
pelan kepada tante nia dikala masih berpelukan
“Iya gapapa kok… tante tau kok kenapa lala kemarin seperti itu… tante tau lala cemburu
sama mama kan kemarin hihi” bisik tante nia kepadaku
“Mama tau kok lala suka sama benny… cara lala menatap benny kemarin itu tatapan
penuh cinta… maafin tante juga kemarin bikin kamu cemburu hihi” bisik tante nia lagi
kepadaku lalu melepaskan pelukannya
“Iya tante” balasku singkat sambil menganggukan kepala
Malunya aku kala perasaanku kepada mas benny diketahui tante nia, pasti sekarang
wajahku semerah tomat saking malunya.
“Mam… La… aku ke kamar dulu ya… sekalian mau mandi” ucap mas benny kepadaku
dan kepada mamaku
“Iya mas” ucapku dan tante nia bersamaan
Mas benny pun berlalu kearah lantai 2. Aku kembali heran kenapa tante nia memanggil
mas benny dengan panggilan “‘mas’” juga, kutatap wajah tante nia, diapun hanya
tersenyum penuh arti.
Ah entahlah tante nia hanya menggodaku dengan mengikutiku memanggil “‘mas’” atau
memang ada arti lain dibalik panggilan tante nia kepada mas benny.