MAKING INCEST FAMILY PART 6

Aku terbangun jam 8 malam oleh suara alarm yang kusetel, ya sengaja kusetel alarm
karena jam 9 malam akan dimulai acara barbeque untuk semua anggota club motor. Aku
segera berjalan kearah kamar mandi, ternyata mamaku juga baru saja selesai mandi, lalu
akupun mandi hingga bersih.
Jam 9 aku dan mamaku sudah siap turun kebawah untuk menghadiri acara barbeque.
Aku memakai kemeja motif lengan pendek yang kancing atasnya kubuka dua dengan
dipadu celana pendek cargo. Sedangkan mamaku menggunakan hot pants jeans cukup
pendek dipadu dengan kemeja putih lengan panjang yang terlihat longgar hingga
celananya tertutupi kemejanya, jadi sekilas seperti tidak memakai celana.
Kita turun dan berjalan ke arah taman hotel yang cukup luas, tempat kita untuk
barbeque. Disana sudah cukup banyak orang, mereka duduk berpasang – pasangan
sambil terlihat asik mengobrol. Aku pun mencari bang fariz, dan akhirnya aku
menemuinya berdua dengan pacarnya tengah duduk di atas rumput yang di telah
dilapisi karpet.
Kita berempat duduk disitu, saling bercengkrama dan bercanda. Sesekali kulirik Nadine,
pacar bang fariz itu menggunakan rok bahan diatas lutut dengan atasan baju lengan
panjang yang dimasukan kedalam roknya, lumayan juga penampilannya, apalagi
wajahnya dihiasi dengan kacamata terlihat begitu nampak cocok.
Kita sudah selesai makan malamnya. Kini kita berempat sedang melanjutkan obrolan
sambil menyemil makanan ringan dan juga tentunya ada minuman beralkohol nya, bang
fariz dan nadine dari tadi sudah meminum cukup banyak, aku hanya meminum sedikit
saja karena disini ada mamaku yang sedari tadi memelototiku, aku sebenarnya tidak
ingin minum namun bang fariz dari tadi mendesakku untuk ikut minum juga, ya jadinya
aku meminum sedikit saja untuk menghormatinya.
Sekitar jam 11 malam mamaku bilang kepadaku bahwa dia sudah mengantuk, maka
kuantarkan dia ke kamar hotel kami, tak akan kubiarkan dia pergi sendirian apalagi
banyak orang yang mabuk begini, mamaku sendiri tadi tidak ikut minum.
Setelah dia rebahan di kasur, dan kuberikan kecupan di keningnya sambil mengucapkan
selamat malam, mamaku pun hanya balas dengan senyuman. Lalu akupun pamit untuk
kembali ke taman lagi karena tadi bang fariz masih ingin ditemani olehku.
Sesampainya kembali di taman ternyata sudah agak sepi, bang fariz sendiri sudah
mabuk sangat parah. Dia beberapa kali muntah dan terlihat oleng. Nadine sendiri masih
sadar dan tidak terlalu mabuk, hanya matanya saja yg terlihat cukup merah.
Karena kasihan kepada bang fariz yang berjalan saja terlihat sempoyongan, maka
kupapah dan kuantarkan dia kekamarnya karena kasihan jika nadine yang harus
memapahnya. Cukup susah dan kesal juga mengantar orang mabuk seperti ini, untung
saja aku hanya minum sedikit jadi masih bisa membantunya.
Sesampainya dikamarnya, aku dengan susah payah mengantarnya ketempat tidur,
sesampainya di tempat tidur dia langsung tertidur, orang mabuk memang beda, tidur
bisa secepat itu. Lalu akupun berbalik untuk keluar kamarnya namun hal mengejutkan
terjadi.
Ketika berbalik, kulihat Nadine sedang melepaskan pakaiannya. Aku tertegun dam hanya
diam memandanginya, dia pun melihatku dengan tatapan menggoda, setelah dia hanya
menyisakan bra dan celana dalamnya dia langsung menghampiriku dengan gerakan
yang sangat menggoda.
“Guee pengen ngentot sama lo benny sayang… Lo tipe cowok idaman gue banget…
Ganteng dan macho” ucapnya manja
Dia pun langsung mencium bibirku sambil berdiri. Aku sejenak masih tertegun karena
kekagetanku tadi namun tak lama setelah aku sadar aku langsung membalas ciumannya
dengan panas. Kami berciuman dengan saling beradu lidah sambil terus berjalan ke arah
sofa.
Setelah sampai di dekat sofa, dia mendorongku hingga terduduk di sofa lalu dia ikut
duduk diatas pangkuanku sambil kembali berciuman dengan ganas. Tangannya pun tak
diam saja, dia melepaskan kemeja ku hingga aku telanjang dada.
“Emmmmhhh… Badan lo bagus bangett sihh… Gue suka bangetttt” ucapnya meraba
dada dan peruku, diusapnya sambil menggigit bibir bawahnya sendiri
Aku sudah tak memikirkan lagi bagaimana jika bang fariz bangun, yang ada dipikiranku
hanya bagaimana cara menuntaskan nafsuku yang sudah menggebu – gebu ini akibat
dari minuman beralkohol. Padahal aku hanya meminum sedikit namun nyatanya akal
sehatku sudah hilang tertelan oleh nafsu.
“Badan lo juga bagus Nad… Gue suka” balasku ikut terbawa nafsu
Kini aku mencoba mengambil alih permainan, kusudahi ciumanku lalu kubuka bra nya,
lalu munculah payudara yang berukuran sedang dengan puting berwarna coklat.
Kuremas payudaranya dengan lumayan keras, kupilin – pilin putingnya, dia mendesah
dengan cukup keras.
Tak kupedulikan desahannya yg cukup keras, toh bang fariz kayaknya udah tepar banget
itu. Kulanjutkan aksiku dengan menciumi payudaranya, kuberi cupangan juga disana,
tak peduli jika bang fariz tahu. Lalu setelah puas menciumi semua permukaan
payudaranya, kini aku mengulum, menyedot dan sesekali menghisap puting
payudaranya.
“Emmmhhh… Ohhh… Ya cupangin toketku ben… Uhhhh”
Tak ingin pemanasan berlama – lama, kini kubuka celana dalamnya. Terpampang
memek yg berjempu cukup lebat, aku pun mulai meraba dan mengusap – usap
memeknya. Kucari klitorisnya dan setelah ketemu ku mainkan dengan jariku, ku gesek –
gesek, dan ku tekan – tekan biji sebesar kacang keledai itu. Memeknya pun terasa
semakin basah.
“Ahhh… Uhhh.. Emmmphhh… Enakkkk bangetttt gilaaa… Ayooo… Masukinnnn
kontolmu ben… Aaahhhhh” desahnya cukup keras
Sesuai komando, tak berlama – lama lagi, kubuka celana dan celana dalamku, Nadine
pun sedikit terbelalak ketika melihat kontolku yang cukup besar itu dengan urat – urat yg
terlihat menonjol semakin menambah kegagahan batang kontolku ini yang kuberi nama
bauman hehe.
“Aikhhh panjang gede berurat lagi… Mana keras banget lagiiii…” ucapnya kaget dengan
mata terbelalak
“Sepongin bentar donk Nad… Biar basah nih” ucapku menyodorkan kontolku
kehadapan mulutnya
Slruuppp… Slruuppp… Slruuppp… Slruuppp
Nadine pun langsung melahap kontolku dengan buas. Mulut mungilnya terlihat begitu
kepenuhan oleh kontolku, namun kulumannya terasa cukup mahir. Tak berlama – lama
lagi kuposisikan kontolku didepan lubang memeknya dalam posisi misionaris ini, setelah
pas dengan sekali dorongan dan Blesssss, kontolku langsung amblas semua kedalam
memeknya.
“Ahhhhhh benny… Gilaaaa memekku rasanya mau robek… Penuh banget…” jeritnya
Memeknya lumayan sempit, lebih sempit dari memek cindy, namun aku lebih suka
memek cindy yang terawat. Namun ngentot nadine pun punya sensasi tersendiri, sensasi
ngentot pacar orang di dalam satu ruangan dengan pacarnya meskipun dia tertidur. Rasa
nikmat dan rasa takut kepergok bercampur jadi satu.
“Ughhh… Memek lo juga sempitt… Gue goyang sekarang ya Nad” desisku
Kontolku mulai kukocok secara tempo standar, sambil kuremas buah dadanya dengan
cukup keras. Lenguhan dan jeritan cukup keras terus keluar dari mulut Nadine.
Kupandangi bang fariz yang masih terlelap di kasurnya dengan begitu tenang, tak sadar
pacarnya sedang dipuaskan didekatnya oleh lelaki lain.
“Ohhhh… Gila kontol lo enakkk bangetttt… Bisa ketagihann nih gueee… Achhhh…
Emmmhhh”
Kuteruskan genjotanku dengan cukup cepat, kepala Nadine terus menggeleng – geleng
kekanan dan kekiri. Rambutnya acak – acakan. Matanya terpejam dengan mulut terus
terbuka sambil terus mengeluarkan desahan dan jeritan. Berisik juga mainnya si Nadine
ini.
Tak lama, nafas Nadine semakin tak beraturan, kedua tangannya mencengkram kuat
kedua tanganku. Memeknya terasa semakin meremas kontolku, lalu kontolku serasa
disiram oleh cairan hangat. Diapun mengejang – ngejang lalu menggelepar dengan nafas
tersengal – sengal. Nadine pun mendapatkan orgasmenya.
Plooppp… Kukeluarkan kontolku dari memeknya, kuberi dia sedikit waktu untuk
menikmati orgasmenya. Tak lama diapun membuka matanya dan nampak sudah siap
bertempur kembali. Diapun berjalan kearah kasur dimana bang fariz tertidur.
“Ayo ben… Masukinnn lagii… Gue pengen digenjot dari belakang” ucapnya sambil
menunggingkan badannya di pinggiran kasur.
“Wah gila, nekat banget nih cewek pengen digenjot di deket pacarnya” gumamku dalam
hati
Aku pun berjalan menghampirinya, ku posisikan badanku di belakangnya. Terlihat
memeknya menyembul di antara kedua pahanya, kuposisikan kontolku didepan liang
memeknya dan dengan sekali dorong kontolku kembali amblas semua kedalam
memeknya. Agak lebih becek karena cairan orgasmenya, namun masih tetap terasa
sempit.
Kumulai memaju mundurkan selangkanganku untuk mengobok – obok liang memeknya
dengan kontol kebangganku, akan kubuat dia lemas tak berdaya, akan kuperlihatkan
keperkasaan dari si bauman.
Ku sodok memeknya dengan agak cepat dalam gaya doggy style ini, gaya ini merupakan
gaya favoritku karena perempuan akan sangat terlihat seksi. Diapun ikut memaju
mundurkan pantatnya secara berlawanan untuk mengimbangi sodokanku, kadang
sesakali ku tampar kedua bongkah pantatnya yang cukup besar.
Plokkk… Plokkk… Plokkk… Plakkk… Plokkk… Plakkk… Plokkk… Plokkk…
Bunyi benturan antara selangkanganku dengan pantatnya cukup keras, kasurpun
bergoyang – goyang akibat persenggamaan kita, namun bang fariz tetap saja terlelap
nyenyak, mana ilernya netes – netes ke kasur lagi.
“Riz… Ahhhh… Nih liat pacarmu di sodok kontol gede… Uhhh… Enak bangettt…
Emmhh… Ahhhh… Ahhh” racau Nadine
“Ahh iya bang… Cewekmu lagi kugenjot dulu ya bang… Kupuasinn dulu cewekmu yang
binal ini… Ughhh” ucapku menimpali
Nadine terus meracau tak jelas, genjotanku semakin kupercepat hingga dia mengejang –
ngejang kembali, dan terasa kontolku kembali tersiram cairan hangat. Nadine orgasme
untuk kedua kalinya lalu dia ambrukk ke kasur.
Akupun mengambil air minum terlebih dahulu, ku minum air itu lalu kuserahkan juga ke
Nadine untuk diminum. Tak lama dia pun nampak kembali siap untuk melanjutkan
persetubuhan ini.
“Ah gila kuat bangettt lo… Guee pengen diatas” ucapnya dengan nafas masih tersengal –
sengal
Dia pun mendorong tubuhku ke kasur, aku rebahan di samping bang fariz yang sedang
bermimpi indah. Nadine pun berjongkok diatas selangkanganku, menempatkan
memeknya tepat diatas kontolku yang masih berdiri dengan gagah dan blesss dia
menurunkan pantatnya hingga kontolku masuk semua kedalam memeknya.
“Ahhh… Kontol gede enakkk… Uhhh… Mentokkk sampaii rahimm guee… Emmhhh”
desah Nadine
Nadine mulai menaik turunkan pantatnya untuk mengeluar masukan kontolku, toketnya
nampak bergoyang – goyang tidak beraturan. Matanya terpejam, lalu dia meremas
toketnya sendiri sambil meracau menyebut – nyebut namaku. Aku diam saja menikmati
pemandangan ini.
Cukup lama dia menggoyangkan pantatnya, kadang naik turunkan pantatnya, kadang
pantatnya seperti sedang mengulek kontolku. Aku pun kini menarik tangannya untuk
merebahkan badannya ke kearahku. Kudekap badannya lalu ku penetrasi secara cepat
mengeluar masukan kontolku ke memeknya dari bawah.
“Aaaaaaa… Ahhhhh… Emmmmhhhh… Uhhh… Ahhhh… Ahhhhhh… Ahhhh” desahnya
ketika ku penetrasi secara cepat
Tak lama dia pun menggelepar dan memeknya kembali mengeluarkan cairan orgasme
yang ketiga kalinya.
“Ahhh gue keluarrr lagiiii” ucapny dengan nafas tersengal – sengal
Aku pun sudah terasa ingin muncrat maka kubalik tubuhnya hingga sekarang dia berada
dibawah, kumasukan kembali kontolku kedalam memeknya. Nadine berapa kali minta
ampun karena merasakan ngilu di memeknya namun tak kutanggapi karena aku sendiri
sedang mengejar klimaks ku.
Crotttt… Crooottt… Crooottt… Crotttt…
Crotttt… Crooottt… Crooottt… Crotttt…
Aku pun mengeluarkan spermaku didalam memeknya, dia tergeletak pasrah menerimak
spermaku didalam memeknya. Ku keluarkan kontolku dari memeknya dan kusodorkan
ke mulutnya, mau tak mau dia pun melahap kontolku, membersihkannya dari sperma
dan cairan memeknya.
“Ah gila puass bangett gue… Sampe lemes gini… Gue pasti ketagihan nih sama kontol ini
hihihi” ucapnya sambil menggenggam kontolku
“Guee juga puas bangett Nad… Makasihh ya… Sorry kalo keluarin didalem hehe”
ucapku sambil mengelus – elus rambutnya
“Hmm gpp kok… Kalo hamil palingan gue suruh si fariz tanggung jawab hihihi” ucapnya
sambil tertawa renyah
“Lagian gue seneng kalo hamil anak lo… Pasti anaknya cakep sama kayak bapaknya…
Coba kalo lo masih sendiri ben… Gue putusin dah tuh si fariz buat ngejar – ngejar lo”
ucapnya kembali
Aku pun mulai mengambil pakaianku dan kembali memakainya.
“Ya jangan gitu Nad… Kasian lho bang fariz… Lagian gue udah sayang banget sama
pacar gue” balasku menimpali
“Hihi soalnya si fariz gak se perkasa lo sih… Tapi gpp lah, kasian juga dia dah baik sama
gue… Ini jadi rahasia kita berdua aja ya ben” ucapnya sambil merapikan bekas
pertempuran kita
“Hehe oke Nad… Yaudahh gue balik ke kamar ya… Kasian cewek gue… Byee” ucapku
sambil mengecup keningnya, lalu berpamitan.
Akupun berjalan keluar dari kamarnya untuk kembali ke arah kamarku. Kulirik jam
tanganku dan ternyata sudah jam 1 malam, berarti kurang lebih 2 jam aku dan Nadine
melakukan persetubuhan itu. Semoga saja ini tidak terulang lagi, gak enak juga soalnya
aku sama bang fariz, meskipun ceweknya enak, tapi dia dah baik banget sama aku
selama ini.
Sesampainya di kamarku, kulihat mamaku dalam posisi tertidur, kupandangi wajahnya
yang terlihat begitu tenang. Aku pun berjalan kearah kamar mandi untuk melakukan
ritual cuci muka dan gosok gigi ditambah ritual mencuci si bauman.
Aku kembali ke arah kasur, aku merebahkan diriku disamping mamaku lalu ke kecup
keningnya dengan sepenuh hati. Mamaku pun menggeliat dan membuka matanya.
“Udah selesai sayang?” ucapnya dengan mata yang terlihat masih mengantuk
“Iya sayang… Yuk bobo lagi… Kasiann tuh matanya udah kayak panda hihi” ucapku
sambil mencolek hidungnya
Kutarik pelan kepalanya agar bersandar didadaku dengan berbantalkan tanganku, Ku
elus – elus rambutnya yang sangat wangi itu hingga matanya mulai terpejam lagi.
Kupandangi lagi wajahnya yang sedang tertidur ini, wajah yang begitu cantik meskipun
tanpa make up, tidak terlihat keriput sedikitpun. Tak berselang lama aku pun ikut
tertidur sambil mendekap badannya.