MAKING INCEST FAMILY PART 9

Hari ini adalah hari jumat, sudah jam 10 malam, dan aku sedari tadi berada di kamar
mengurung diri. Ya aku sedang ngambek kepada mamaku, lebih tepatnya pura – pura
ngambek, beberapa kali mamaku memintaku untuk membuka pintu kamarku.
“Sayang… Salah aku apa? hikss… hikss… hikss” ucap mamaku di seberang pintu sana
sambil menangis
Aku sebenarnya tak tega, namun mau bagaimana pun aku harus terus berpura – pura
ngambek kepada mamaku. tak kujawab pertanyaannya, bingung juga sebenarnya aku
mencari alasan apa aku ngambek kepada mamaku, soalnya mamaku ini hampir selalu
perfect di mataku, jadi aku hanya bisa mendiamkan pertanyaannya.
“Maafin aku ya sayang kalo aku ada salah… hikss… hikss… hikss” ucap mamaku
diseberang sambil tetap menangis
Lalu terdengar suara suara pintu dibuka dan ditutup. Sepertinya mamaku masuk
kekamarnya. Cukup lama soalnya dia menangis di depan pintu kamarku, ketika kulihat
jam ternyata sudah menunjukan pukul 11:30.
Aku pun terus berada di kamarku, hingga ketika jam 12:00 aku pun keluar kamar sambil
membawa kue ulang tahun dan hadiah yang telah kumasukan di saku celanaku.
Aku pun membuka pintu kamar, seperti biasa tidak di kunci, ketika pintu kubuka kulihat
mamaku berbaring di kasur membelakangiku, badannya nampak bergetar dan suara
isak tangis terdengar cukup menyayat hatiku.
Tak tahan sebenarnya aku melihat mamaku menangis seperti ini, namun apa boleh buat,
aku ingin memberikan kejutan kepadanya di hari ulang tahunnya. Aku pun mendekat
kearahnya, nampaknya dia tak mengetahui kehadiranku, aku pun duduk di pinggiran
kasur.
“Nia Sayang” panggilku lembut sambil memegang pundaknya.
Hehe pertama kalinya aku berani menyebut nama mamaku langsung tanpa embel –
embel kata ’mama’ karena dulu rasanya tidak sopan namun sekarang setelah
kedekatanku dengan mamaku terus meningkat mama kuberanikan diri memaanggil
namanya langsung.
“Maafin aku ya hikss… hikss” ucapnya tersedu – sedu tanpa berani menengok kearahku.
“Sini donk sayang liat kearahku nanti baru aku maafin” ucapku sambil mengelus – elus
lengannya.
Mamaku pun berbalik untuk melihat kearahku, wajahnya terlihat sedih dengan air mata
membasahi pipinya. Dia pun nampak kaget ketika melihatku membawa rainbow cake
kesukaannya dengan lilin berbentuk angka 37 sesuai dengan umurnya sekarang yang
memasuki usia ke 37 tahun. Raut wajahnya pun tidak lagi sedih.
“Selamat ulang tahun sweetie” ucapku bersemangat
Mamaku bangkit dan duduk diatas kasurnya, matanya melirik tajam kearahku, dengan
satu gerakan cepat dia meraih tanganku lalu digigitnya cukup keras.
“Aduhhh sakit sayang… Kok digigit sih?” ucapku sambil meringis kesakitan
“Jahat sihh… Gak liat apa aku sampe nangis gini kamu diemin daritadi… Jadinya gemes
pengen gigit” ucapnya kesal dengan kelakuanku
“Iya aku minta maaf… Tapi gak usah gigit donk sakit tau” ucapku dengan suara agak
meninggi
“Tuhkan marah lagi… hikss… hikss… hikss” ucapnya sambil menangis lagi
Diapun menutup wajahnya dengan kedua tangannya sambil kembali terisak, aku pun tak
tega melihatnya kembali menangis. Aku langsung mendekatinya dan merangkul
tubuhnya.
“Cup.. Cup.. Cup.. Enggak marah kok sayang… Nih liat aku senyum gini… Maafin aku ya”
ucapku lembut sambil kuciumi rambutnya
Akupun menampakan senyuman manisku.
“Beneran gak marah lagi?” ucapnya menyingkirkan tangannya dari wajahnya, lalu dia
melihatku dengan tatapan sedih namun menggemaskan.
“Iya sayangku… Gak marah lagi… Janji” ucapku sambil mencubit gemas kedua pipinya
yang berair
“Udah ya gak usah sedih lagi… Tiup dulu nih lilinnya… Jangan lupa make a wish dulu”
ucapku kembali
Aku pun menyodorkan kue kesukaannya itu kehadapannya. Raut wajah dan sorot
matanya nampak kembali cerah setelah melihat kue favoritnya itu.
Matanya terpejam dan kedua tangannya saling terkepal, mulutnya lalu komat – kamit
tanpa suara, tak lama diapun membuka mata dan meniup lilin berbentuk angka 37 itu.
“Makasihhh bangettt benny sayang… Muachhhh” ucapnya sambil mengecup pipiku
“Sama – Sama sayangkuu… merem lagi donk matanya plisss” ucapku memohon
Diapun nampak bingung dengan apa yang akan kulakukan selanjutnya namun dia
menuruti keinginanku dengan memejamkan kembali matanya.
“Jangan ngintip ya… kalo ngintip gak aku cium lagi nanti lho” ucapku memperingatinya
“Iya iya bawel… emangnya mau ngapain sih?” tanyanya penasaran
“Udah nurut aja ya syg… ntar juga tau”
Kutaruh dulu kuenya di meja, lalu akupun mengambil box kecil di saku celanaku, box
berwarna merah tersebut kini berada di tanganku. Kubuka box tersebut dan
terpampanglah kalung berlian yang sangat indah.
“Sekarang buka matanya sayang” ucapku kepadanya
Taraaa… Diapun nampak kaget sambil menutup mulutnya dengan tangannya, dia kaget
dengan kalung berlian yang sekarang berada dihadapannya. Sesaat kemudian matanya
nampak berbinar – binar, senyum manisnya mengembang indah.
“Ini buat aku sayang?” ucapnya riang
“Iya donk… buat kekasih terhebatku”
“Ihh tapi inikan mahal banget? Emangnya gapapa?”
“Iya sih mahal tapi gpp kok syg… buat bidadari cantikku apa sih yang enggak…
menggapai bulan pun aku rela”
“Ihh gomballl” ucapnya sambil mencubitku mesra
“Ehh bener taukkk… yuk sini kupasangin kalungnya” ucapku sambil mendekatinya
Akupun mengambil kalungnya lalu kusibakan rambutnya agar tidak menutupi lehernya,
kupasangkan kalung itu di lehernya, nampak terlihat cocok dan indah kalung itu di
lehernya.
“Udahh syg… hmm cocok banget… kalung yang cantik dipakai oleh sosok wanita
cantik… perfect” ucapku memujinya
“He’emm baguss banget… aku sukaaaaa… makasih ya syanggg” ucapnya memelukku
“Iya sama – sama… yuk dimakan dulu kue kesukaan kamu” ucapku mengingatkan
kembali ke kue kesukaannya yg sempat terlupakan.
Aku dan mamaku pun lantas memakan kue itu, kita saling menyuapi. Aku juga
menjahilinya dengan mencolekan krim kue itu ke wajahnya, dia nampak cemberut
namun tak lama diapun melakukan hal yang sama kepadaku, kita pun saling tertawa
menikmati momen ini.
Saking asiknya bercengkrama, tak terasa jam telah menunjukan pukul 2 dini hari. Aku
pun hendak pamit untuk kembali ke kamar namun mamaku menahan tanganku.
“Temenin tidurrrr disini ya !!” ucapnya penuh harap
“Ih manja gini kayak anak gadis aja” godaku
“Biarinn… weekkkk” ucapnya sambil memeletkan lidahnya, gemesin banget.
“Yaudah bentar… aku ke kamar mandi dulu… mau cuci muka dan gosok gigi”
“Ikutttt… tapi gendong” ucapnya manja
Aishhh beneran mirip anak gadis aja kelakuannya sekarang, tapi aku suka banget
mamaku jadi manja gitu, soalnya gemesin jadi pengen cium mulu.
“Yaudah… yuk syg” ucapku sambil membelakanginya.
Diapun naik ke punggungku, nemplok kayak cicak, memeluk erat leherku, kedua
pahanya kutahan dengan kedua tanganku. Tak terasa berat sedikitpun, karena memang
mamaku ini tergolong emak – emak berbody anak gadis.
Aku pun berjalan ke arah kamar mandi, sesampainya disana mamaku rupanya tidak mau
turun dari gendonganku, diapun akhirnya yang membasuh mukaku dan membantuku
menyikat gigi, ribet sih tapi aku suka perlakuannya.
Akupun kembali berjalan ke kamarnya menuju kasur tidurnya, sesampainya disana
mamaku turun lalu menarik tanganku untuk ikut naik keatas kasurnya.
Akupun rebahan di kasurnya, lalu kutarik badannya agar ikut rebahan juga. Seperti biasa
dia menempatkan kepalanya di dadaku.
“Yuk bobo… udah malem” ucapku. Seperti biasa ketika akan tidur aku selalu mengelus –
elus rambutnya dan sesekali mengecup rambutnya juga.
“He’em” gumamnya sambil mengangguk pelan
Kupegang dagunya agar kepalanya menengadah menghadap kearahku.
“Good nite my princess !!” ucapku sambil mengecup bibirnya
“Nite too my prince !!” balasnya sambil mengecup balik bibirku
Kudekap erat tubuhnya, tak lama terdengar suara dengkuran halus dari wanita di
sebelahku, tak lama akupun ikut tertidur.
Aku terbangun pukul 8 pagi, kulihat mamaku masih tertidur disampingku, posisi
tidurnya membuat si bauman terbangun pagi hari ini.
Mamaku tadi malam tidur menggunakan piyama satin tanpa dalaman, piyama tsb kini
tersingkap sehingga pagi ini payudara dan vaginanya samar – samar mengintip dari balik
piyama itu.
Aku pun mulai mengelus – elus pahanya yang terekspos jelas, cukup lama aku mengelus –
elus pahanya, ketika elusanku semakin naik ke arah vaginanya, tangan mamaku
menahan tanganku, kulihat wajahnya ternyata dia sudah terbangun.
“Nakal” ucapnya pelan
“Hehe… siapa suruh tidur pake baju begitu… kan aku jadi gemes pengen ngelus ini”
ucapku sambil meraba vaginanya
“Ihh gak boleh ya… aku itu mamaku… masa mamanya sendiri dinakalin” godanya
tersenyum genit
“Biarin… mamanya aja suka kan?” ucapku sambil mengelus – elus klitorisnya
“He’em ahhhhh… terussss sayanggg” desahnya ketika kumainkan vaginanya
Ketika mamaku sudah nampak cukup terangsang, kuhentikan permainanku di
vaginanya.
“Udah ah… mau cuci muka & gosok gigi dulu” ucapku cuek sambil berlalu kearah kamar
mandi
“Ihh jahat bangettt sihhhh” ucapnya kesal sambil melemparkan bantal kearahku
Sesampainya dikamar mandi akupun langsung cuci muka lalu gosok gigi, ketika aku
sedang gosok gigi mamaku masuk ke kamar mandi lalu memelukku dari belakang.
Terasa payudaranya menekan punggungku, dia pun memasukan tangannya ke celanaku
dan menggenggam penisku yang tegang maksimal karena efek pagi hari lalu dikocoknya
pelan.
“Enakk sayang?” bisiknya di telingaku
“Ughh.. En… Enakkk yang” ucapku menikmati kocokannya
“Ohh yaudah” ucapnya menghentikan kocokannya, lalu pergi keluar dari kamar mandi
meninggalku, aku pun hanya bisa bengong.
“Arghh… Balas dendam ceritanya nih ya” ucapku kesal sedikit berteriak
“Emang enakk kentang hihi” balasnya sedikit berteriak dari luar kamar mandi
Aku pun menyesaikan ritual pagi terlebih dahulu, lalu aku keluar kamar mandi dan tidak
kutemukan mamaku. Akupun lanjut menuju lantai bawah, ternyata mamaku sudah
duduk di kursi meja makan, di meja sudah tersedia dua porsi bubur ayam.
“Bubur ayam darimana?” ucapku sambil duduk di kursi meja makan
“Barusan beli yang lewat di depan rumah” ucapnya sambil memulai melahap bubur
ayamnya
“Hmm enak juga” ucapku setelah memakan sedikit bubur ayamnya
“Nanti malem kita dinner ya syg… Aku udah pesen tempatnya kemarin” ajakku sambil
tersenyum
“Serius? gak becanda lagi kan?” tanyanya memastikan
“Serius lha syg… Kamu kan hari ini ulang tahun… Jadi kamu akan kuperlakukan laksana
ratu di istana bintangku”
“Gombal mulu dehh”
“Yee serius tau syg… Orang spesial harus diperlakukan secara spesial juga… Jadi gimana
mau kan dinner?”
Diapun hanya mengangguk dengan tersenyum manis, ah manis sekali senyuman di bibir
tipisnya itu jadi pengen cium teruss. Kita pun melanjutkan sarapan kita hingga habis.
Kita melanjutkan aktivitas hari ini seperti biasa, olahraga ringan bersama,
menghidupkan semua kendaraan hanya untuk memanaskan mesinnya, lalu
bercengkrama dan bermesraan di ruang keluarga sembari menonton acara televisi
hingga tak terasa sore hari pun tiba.