Obsesi Nakal Seorang Ibu Pada Putrinya Part 3

Pa, panggilku pada suamiku.
Iya ma?
Pakein Fara baju gih sekalian
Hah?
Iya Pakein Fara baju. Badan Fara tadi juga belum kering, handukin yang benar dong Pa
gimana sih? Buruan sana ujarku lagi menegaskan. Aku bersikap sewajar mungkin agar
suamiku tidak curiga.
Tapi Papa pakai baju dulu yah ma katanya, tentu saja tidak aku bolehkan. Tadi di kamar
mandi aku hanya mendengar suara-suara mereka saja, aku ingin melihat mereka samasama telanjang sekarang.
Nanti saja Pa pakein baju dulu Faranya
Ngmm Ya sudah kalau begitu Ma
Dengan masih hanya mengenakan handuk, suamikupun menyusul Fara ke dalam
kamarnya. Pintu kamar Fara yang tidak ditutup dengan rapat membuat aku bisa
mengintip apa yang mereka lakukan di dalam. Aku memang tidak pernah puas melihat
suami dan putriku bersama-sama dalam keadaan mesum begini. Fara masih dalam
keadaan telanjang bulat sedangkan ayah kandungnya hanya mengenakan handuk.
Ngapain Pa? tanya Fara yang sepertinya heran karena Papanya ikut masuk ke kamarnya.
Disuruh mama handukin kamu yang benar, terus pakein kamu baju
Ih, emangnya Fara masih kecil dipakein baju segala
Tau tuh mama kamu Suamiku lalu menanggalkan handuk yang dikenakannya, sehingga
penis tegangnya tampak sekali lagi dihadapan putrinya ini. Akhirnya aku bisa melihat
mereka sama-sama bertelanjang bulat.
Fara
Handuk yang baru saja menutupi penisnya itu sekarang dia gunakan lagi untuk
mengeringkan tubuh putrinya. Rambut, wajah, badan, hingga kaki Fara dihanduki sekali
lagi oleh ayah kandungnya. Bahkan suamiku masih saja terus menghanduki putrinya
walau tubuh putrinya itu sudah kering. Dapat ku lihat kalau penis suamiku yang sedang
tegang sengaja sering-sering digesekkan ke kulit tubuh Fara selama menghanduki
anaknya ini.
Suamiku sepertinya sangat menikmati setiap momen menghanduki anak gadisnya.
Begitupun dengan Fara, ia tampak sangat menikmati gesekan-gesekan dari handuk itu di
kulitnya. Saat handuk itu sampai di bagian selangkangannya, Fara terdengar merintihrintih kecil. Ayahnya yang mendengar rintihan anak gadis remajanya jadi semakin
bersemangat, dia makin cepat menggesek-gesekkan handuk itu di selangkangan
putrinya.
Fara sampai memegang tangan ayahnya karena menerima gesekan handuk yang
semakin menjadi-jadi diselangkangannya, entah itu isyarat agar jangan berhenti atau
isyarat supaya berhenti. Tapi sepertinya itu adalah isyarat agar jangan berhenti karena
yang ku lihat berikutnya cukup mengejutkanku, Fara menggoyang-goyangkan
pinggulnya!!
Sepertinya Fara merasakan birahinya terpancing karena gesekan-gesekan handuk di
vaginanya. Dia sudah 14 tahun dan sudah memasuki masa puber, jadi wajar bila insting
seksnya sudah muncul dan merasakan nikmat bila kewanitaannya digesek-gesek seperti
itu. Tapi yang membuat hal ini tidak wajar adalah karena yang menggesek-gesekkan
kelaminnya adalah ayah kandungnya sendiri.
Setelah beberapa lama ku lihat tubuh Fara mengejang dan kelojotan. Ya tuhan!! putri
kami orgasme. Itu mungkin orgasme pertamanya. Ayahnya telah membuat anak
gadisnya sendiri orgasme. Tapi suamiku bukannya berhenti, dia terus saja menggesekgesekkan kelamin Fara. Hal itu membuat tubuh Fara kembali kelojotan tidak lama
kemudian.
Enak tidak sayang?
Nghh. Enak Pa kok bisa ngh kok bisa gitu yah?
Kamu tadi itu orgasme
Orgasme? Hmm Pa, lap lagi dong sepertinya masih belum kering nih pinta Fara.
Tampaknya Fara ketagihan dengan sensasi nikmat yang baru dia kenal ini. Suamikupun
menuruti kemauan Fara. Ia handuki lagi tubuh putrinya, atau lebih tepatnya menggesekgesekkan handuk itu ke sekitaran vagina putrinya. Lagi-lagi tidak butuh waktu lama
untuk membuat Fara mendapatkan orgasmenya kembali.
Suamiku tampaknya sudah sangat horni. Dia kemudian bangkit, lalu penis tegangnya
kini secara vulgar dia gesekkan ke pantat putrinya. Dia menggerakkan pinggulnya seperti
sedang meyetubuhi Fara, betul-betul ayah yang cabul!!
Nghh Papa mau keluarin peju Papa lagi ya? tanya Fara pada ayahnya yang ada di
belakangnya.
Eh, i-i-iya, Papa mau keluarin peju lagi jawab suamiku tergagap saking bernafsunya.
Ya udah, keluarin aja Pa yang banyak kata Fara memperbolehkan.
Kamu nungging dong Aku terkejut mendengarnya. Apa suamiku akan menyetubuhi
putrinya sekarang? Dadaku begitu berdebar-debar.
Nungging? Papa mau Fara ngapain?
Nyelipin burung Papa juga kok, Papa mau coba sambil kamu nungging jawabnya.
Ternyata masih belum, kecewa akunya.
Oh Papa pengen ngocok di sana yah Pa? Iya deh, suka-suka Papa aja
Suamikupun kembali menggesekkan penisnya ke belahan pantat Fara dalam posisi
putrinya ini sedang menungging. Setelah beberapa saat dia lalu menggesekkan penisnya
di sela paha Fara, tepat di bawah vagina putrinya. Aku bergidik melihat suami dan putri
kami telanjang-telanjangan dengan posisi begitu. Kalau ku lihat dari sini mereka seperti
sedang bersetubuh dalam posisi doggy.
Rambut panjang Fara yang masih lembab tergerai dengan indahnya, sungguh seksi.
Apalagi Fara juga mengeluarkan suara desahan di setiap kocokan penis ayahnya di
pahanya. Aku yakin lelaki manapun tidak akan tahan melihat kondisi putriku saat ini.
Apalagi oleh suamiku yang sedang mupeng-mupengnya menggesekkan penisnya di
selangkangan Fara.
Cepat-cepat dia raih handuk tadi, dibentangkannya di sebelahnya, lalu dia tumpahkan
spermanya di sana. Sangat banyak. Sepertinya dia tidak ingin mengotori tubuh Fara yang
baru saja selesai mandi.
Udah keluar Pa pejunya?
Udah sayang makasih ya
Iya jawab Fara sambil tersenyum manis. Ada kebanggan tersendiri sepertinya bagi Fara
membahagiakan ayah kandungnya dengan cara seperti ini, dengan cara memberikan
tubuhnya sebagai pelampiasan nafsu ayahnya. Fara Fara kamu seharusnya memberikan
lebih dari ini, ujarku dalam hati.
Mendadak timbul niat isengku untuk menganggu mereka. Akupun memutuskan untuk
masuk ke dalam kamar.
Belum selesai Pa handukin Faranya? tanyaku tiba-tiba. Suamiku menjadi salah tingkah
karena terkejut, handuk tadi dia lap-lapkan lagi ke tubuh putrinya seakan belum selesai
menghanduki Fara. Dia lupa kalau handuk itu baru saja dia gunakan sebagai wadah
penampung spermanya!! Jadilah tubuh Fara terkena lagi cairan peju ayahnya.
Tuh, kok masih basah saja sih badan Faranya? tanyaku pada Mas Alan pura-pura tidak
tahu kalau itu adalah sperma. Fara tampak tidak terlalu peduli kalau tubuhnya terkena
sperma ayahnya, tapi suamiku betul-betul terlihat panik. Saat dia mencoba mengelap
badan Fara, yang ada peju itu jadi semakin menyebar merata di tubuh putrinya.
Sudah selesai Pa? tanyaku kemudian.
Su-sudah Ma Suamiku kini mengenakan handuknya kembali. Aku sedikit kecewa sih. Aku
ingin suamiku terus telanjang di hadapan putrinya. Aku ingin Fara melihat penis ayahnya
sesering mungkin. Aku ingin Fara tahu kalau Papanya ini selalu ngaceng dan horni bila di
dekatnya. Tapi tidak mungkin aku memaksa suamiku terus bertelanjang, dia bisa curiga.
Ma, mumpung kamu udah di sini. Kamu saja ya yang makein Fara baju ujar suamiku
masih berlagak keberatan, padahal aku tahu kalau dia sebenarnya ingin melakukannya.
Lho? Kok gitu sih Pa? nanggung Sayang, celana dalam yang Mama beliin kemarin belum
kamu coba kan? tanyaku pada Fara.
Belum Ma
Suruh Papa kamu pakein gih sekaligus Mama pengen tahu pendapat Papa kamu bagus
apa tidak kataku pada Fara sambil tersenyum melirik ke suamiku.
Oce Ma
Fara kemudian mengambil bungkusan yang berisi dalaman yang ku maksud lalu
menyerahkan ke Papanya. Sungguh ganjil, seorang anak gadis baru saja menyerahkan
celana dalam ke ayah kandungnya untuk dipakaikan!! Awalnya suamiku tampak ragu
menerimanya, namun akhirnya dia tetap memakaikan celana dalam itu pada putrinya.
Gimana sayang? Bagus kan pilihan Mama? Cocok gak Pa? tanyaku pada mereka berdua
setelah celana dalam bergaris-garis putih biru itu melekat di pinggul Fara.
Bagus kok Ma, cocok. Iya kan Pa? tanya Fara juga pada Papanya sambil memutar
tubuhnya. Pastinya pria manapun bakal mupeng berat melihat keadaan putri kami
sekarang. Seorang gadis remaja SMP dengan tubuh yang sedang ranum-ranumnya hanya
memakai celana dalam seksi!! Benar saja, ku lihat handuk yang dikenakan suamiku tidak
bisa menyembunyikan kalau penisnya sedang tegang luar biasa saat ini.
I-iya bagus. Terus bh sama bajunya? tanya suamiku tampak tidak tenang, sepertinya dia
sudah sangat horni. Teruslah begitu suamiku, sering-seringlah berpikir jorok pada
putrimu.
Kalau Bh gak usah kali Pa, kan cuma di rumah saja. Iya kan sayang?
Iya Pa, gak usah jawab Fara. Aku memang sudah mengajarkan putriku ini kalau tidak
perlu memakai bh jika di rumah, apalagi tujuannya kalau bukan untuk memancing nafsu
ayahnya.
Nah Kalau baju, kamu saja yang pilih Pa suruhku pada suamiku.
Iya, Papa aja yang milihin kata Fara setuju.
Papa yang milih? tanya suamiku tampak terkejut.
Kenapa Pa? atau kamu mau kalau Fara gak usah pake baju? Pengen Fara cuma pake
celana dalam kayak gini saja ya? godaku.
Kamu mau sayang tidak usah pakai baju? tanyaku iseng pada Fara.
M-masa tidak pakai baju? Kayak gembel saja. Iya iya Papa yang milihiin kata suamiku
akhirnya setuju.
Suamiku lalu memilihkan baju dari dalam lemari. Dia memilihkan model pakaian yang
belakangan sering dipakai putri kami, tanktop dan celana pendek ketat. Dulu dia
memprotes pakaian anaknya itu, namun kini dia sendiri yang memilihkannya. Dia lalu
membantu Fara berpakaian. Ya walaupun sudah berpakaianpun sebenarnya Fara tetap
terlihat cantik dan menggairahkan juga.
Ayo Fara, bilang apa sama Papa? tanyaku pada Fara setelah dia selesai dipakaikan baju
oleh Papanya.
Hmm makasih yah Pa
Makasih ngapain? Yang lengkap dong suruhku.
Makasih Pa udah mandiin Fara, ngelap badan Fara, terus makein Fara baju ujar Fara
dengan senyum manis pada Papanya.
Iya sayang sama-sama jawab suamiku.
Hmm Ma, kapan-kapan boleh kan Fara mandi sama Papa lagi? tanya Fara.
Kamu pengen mandi sama Papa kamu lagi?
Iya Ma
Boleh kok sayang. Gak usah kapan-kapan, tiap kamu mau mandi ajak saja Papamu. Papa
kamu gak bakal nolak kok mandi telanjang berdua sama gadis cantik kayak kamu. Iya
kan Pa? tanyaku pada suamiku dengan senyuman penuh arti. Suamiku tampak sangat
malu, sedangkan putri kami tertawa polos karena dipuji begitu.
I-iya sayang. Kalau itu mau kamu jawab suamiku.
Terus nanti Papa yang handukin sama makein Fara baju lagi kan Ma? tanya Fara lagi.
Iya habis kamu dimandiin, terus dihanduki dan dipej- dipakein baju sama Papa, mau kan
Pa? tanyaku lagi, ups hampir saja keceplosan nyebut dipejuin.
Kalau kamu mau, kamu boleh kok gantian yang makein Papa baju sambungku lagi.
Kamu apaan sih Ma!!
Bercanda Pa, hihihi tawaku, Fara juga tertawa cekikikan.
Ya sudah yuk makan malam ajakku. Acarapun selesai.
Sejak saat itu Fara selalu mandi dengan ayah kandungnya. Tiap akan mandi putri kami
akan mengajak Papanya, Pa mandi bareng Fara yuk Lelaki mana yang akan menolak
diajak mandi oleh Fara? Lelaki mana yang tidak akan horni bila mendengar ajakan manja
dari seorang gadis cantik untuk mandi bersama? Tak terkecuali ayahnya sendiri.
Setelah mereka selesai mandi aku masih sering melihat suamiku berbuat cabul pada
putrinya. Tidak jarang saat menghanduki maupun memakaikan Fara baju, aku melihat
suamiku memainkan penisnya ke tubuh putrinya sampai dia muncrat-muncrat. Dia
biasanya akan menumpahkan pejunya ke tisu atau handuk. Bila suamiku sedang nafsunafsunya barulah dia akan menumpahkan peju kentalnya itu ke langit-langit mulut
putrinya maupun ke sekujur tubuh Fara, tidak peduli kalau putrinya ini baru saja mandi.
Bahkan sering juga dia tumpahkan ke celana dalam fara, padahal itu celana dalam yang
baru saja ku belikan. Ya Aku juga memang makin sering membelikan putriku pakaian
dalam model terbaru yang super seksi dan imut, semua itu dicobakan di depan ayahnya.
Dan aku selalu berlagak seakan-akan hanya mengetahui kalau suamiku cuma sekedar
memandikan, menghanduki dan memakaikan Fara pakaian.
Pagi itu sebelum Fara pergi ke sekolah, aku melihat mereka akan melakukannya lagi.
Suamiku sepertinya menjadi nafsu setelah memakaikan Fara seragam. Fara memang
terlihat sangat cantik dengan seragam SMP putih biru itu, ditambah kaos kaki putih yang
melekat di kakinya.
Papa mau keluarin peju lagi ya? tanya Fara melihat sang ayah mengelus-elus penisnya
sendiri.
Iya sayang tolong kocokin yah…
Iya Pa
Pemandangan gadis SMP berseragam lengkap sedang mengocok penis pria dewasa
seperti ini pastinya membuat semua orang terpana. Terlebih mereka adalah ayah dan
anak kandung. Ayahnya duduk di atas tempat tidur, sedangkan anak gadisnya berlutut di
lantai. Tidak butuh waktu lama bagi suamiku, pejunya pun muncrat-muncrat dengan
banyaknya ke arah putrinya.
Ih Pa, kok muncratin pejunya ke seragam Fara sih? protes Fara. Kalau itu sesudah pulang
sekolah seperti yang ku lihat sebelumnya Fara memang tidak akan memprotes, tapi
sekarang dia baru akan berangkat sekolah.
M-maaf sayang Papa gak tahan Suamikupun membantu membersihkan wajah dan
seragam Fara sebisa mungkin dengan handuk. Lalu menyemprotkan parfum yang
banyak ke area seragam yang terkena peju. Tapi aku punya keinginan lain.
Fara, buruan. Entar telat Teriakku dari balik pintu.
I-iya Ma sahutnya. Pa udah, biarin aja, ntar Fara telat sambungnya lagi pelan pada
Papanya.
Aku tidak ingin ceceran peju itu bersih-bersih amat. Sepertinya Fara terkesan lebih seksi
bila pergi ke sekolah dengan sedikit bau peju dan sedikit bekas ceceran peju di
seragamnya. Peju ayahnya akan menemani aktifitas belajarnya di sekolah. Aku jadi
senyum-senyum sendiri memikirkannya.
~~
Waktu terus berlalu. Sekarang tidak hanya ayahnya yang terus ku coba pancing
nafsunya, namun juga putri kami. Aku ingin Fara menjadi sedikit nakal di depan Papanya.
Aku bahkan sengaja mendownload film porno lalu ku tunjukkan pada putriku. Fara tentu
saja geli awalnya dipertontonkan adegan seperti itu.
Kok burungnya dimasukin ke sana sih Ma? tanya Fara polos. Dia yang masih belum ngerti
tentu saja heran melihat kelamin wanita dimasuki penis.
Itu namanya ngentot sayang
Ngentot?
Iya, ngentot. Terus yang itu namanya bukan burung tapi kontol, dan punya kamu itu
namanya memek jelasku. Aku tidak menyangka akhirnya aku mengajarkan kata-kata
sevulgar ini pada putriku sendiri.
Kontol? memek? tanya Fara, rasanya sungguh aneh saat dia mengulangi setiap kata-kata
yang baru ku ajarkan itu dari mulut mungilnya.
Hmm jadi yang waktu itu Papa dan Mama ngentot yah? tanyanya lagi. Ternyata dia
memang pernah melihat aku dan Papanya bersetubuh.
Iya Ih, kamu ngintip ya? Dasar nakal, hihihi
Hihi, enak yah Ma rasanya ngentot itu?
Enak dong kamu pengen gak dientotin? Mau gak memek kamu dikontolin?
Dikontolin? Ih gak ah, sakit pasti
Kok gak mau sih? itu kan tanda cinta
Tanda cinta? Kok gitu sih Ma?
Iya Waktu itu kamu lihat kan kontol Mama ditusuk-tusuk kontol Papa? Itu tandanya Papa
cinta sama Mama. Terus waktu kamu mandi sama Papa pasti kontol Papa tegang kan? Itu
berarti Papa juga cinta sama kamu
Oh Iya yah dulu Papa kan pernah bilang kalau dia cinta sama Fara. Jadi karena Papa cinta
sama Fara makanya kontolnya Papa jadi tegang ya Ma?
Iya tuh kamu pintar pujiku sambil mengelus rambutnya, dia hanya tersenyum manis.
Dia terus bertanya-tanya selama menonton, seperti Ih kok kontolnya dimasukin ke mulut
sih Ma? Gak jijik apa? Atau dia bertanya Itu cowoknya kok nyusu sih? Emang ada air
susunya? Kok pantat ceweknya dimasukin kontol juga sih Ma? dan berbagai macam
pertanyaan polos lainnya. Semua pertanyaan putriku ini ku jawab dengan rinci dan
memakai bahasa yang vulgar.
Kenapa sayang? Kamu udah pernah lihat peju? pancingku.
Eh, gak kok ma. Mirip es krim yah Ma peju itu
Iya, mirip es krim yang sering dikasih Papa sama kamu jawabku. Dasar Fara, dia pikir aku
tidak tahu apa, hihihi.
Mmmh Kalau cewek juga bisa orgasme kan Ma?
Bisa dong kenapa? Kamu udah pernah orgasme? Kapan? tanyaku menggodanya, aku
tentu saja tahu kalau putriku ini pernah orgasme, orgasme yang didapatkannya pertama
kali dari ayahnya sendiri.
Eh, nggak pernah kok Ma
Beneran?
Iyah sumpah deh
Iya-iya Mama percaya hihihi. Oh ya sayang, kamu jangan kasih tau Papa ya kalau Mama
ajarin beginian
Hmm? Gak boleh ya Ma?
Iya, jangan ya
Oce Ma
Tidak hanya satu video tentunya yang aku perlihatkan padanya, tapi banyak. Mungkin
lebih dari satu jam kami ibu dan anak nonton film porno bersama. Aku sampai horni
sendiri, aku penasaran apa Fara juga horni, mungkin saja iya. Fara yang sangat tertarik
bahkan meminta dikirimkan ke ponselnya. Aku penasaran apa yang akan terjadi pada
anak gadisku setelah menonton semua film-flm porno ini.
Tidak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu. Suamiku pulang!! Cepat-cepat ku
matikan film porno yang masih diputar di laptop.
Tuh, bukain pintu Papa pulang suruhku pada Fara.
Iya Mah
Ingat ya jangan kasih tau Papa kataku lagi mengingatkan, Fara mengangguk paham.
Fara pergi ke depan membukakan pintu untuk ayahnya. Aku menyusul tidak lama
kemudian. Ternyata suamiku membawa dua orang temannya lagi. Belakangan ini
mereka memang jadi sering kemari.
Fara mencium tangan kedua bapak itu. Seakan mencuri kesempatan, ku lihat mereka
mengelus rambut Fara, matanya juga kelayapan menelanjangi anak gadisku. Ternyata
putriku memang punya daya tarik yang tinggi. Dan sepertinya bapak bapak ini juga
punya pikiran jorok pada putriku. Ya kalau itu cuma sekedar dalam pikiran mereka ya
tidak apa, aku tidak bisa berbuat banyak.
Udah pulang Pa? tanyaku.
Iya ada tamu nih. Tolong buatkan minum dong Ma
Iya Pa, bentar
Fara, bantuin Mama kamu gih suruh suamiku.
Enggak ah, malas jawab Fara enteng lalu duduk di samping Papanya. Dari dapur aku
dapat melihat mereka. Seperti biasa, Fara tetap saja nempel pada Papanya meskipun di
depan teman-teman ayahnya. Suamikupun tetap berusaha meladeni obrolan temantemannya meskipun Fara terus bergelayutan manja di pangkuannya.
Duh, Faranya manja amat Pak Alan komentar salah satu teman suamiku, Pak Rudi.
Iya nih Pak, beruntung banget bapak punya anak gadis secantik Fara ujar Pak Prabu ikutikutan.
Haha, bisa aja bapak-bapak ini jawab suamiku. Aku yang baru mengantarkan minum
kemudian juga ikut duduk bersama mereka.
Iya nih bapak-bapak, Fara manja banget sama Papanya. Papanya sih suka ngasih dia es
krim ujarku menimpali. Suamiku tampak sedikit terperanjat mendengar omonganku
barusan.
Oh Fara suka es krim?
Iya om jawab Fara.
Kapan-kapan Om kasih es krim mau? tawar bapak itu pada Fara. Ku lihat Fara melirik ke
ayahnya sambil tersenyum.
Mau banget Om Boleh kan Pa? Boleh kan Ma?